Senin, 31 Desember 2012

Dialog Malaikat dan Pengusaha

Assalamu'alaikum wr.wb.
Pada kesempatan malam ini, blog kisah teladan islami akan mengambil tema tentang dialog, dan kali ini adalah dialog antara Malaikat dan seorang pengusaha.
Bagaimana dialog serta kisahnya bisa di simak di bawah ini.

Malaikat Maut

Kisahnya.
Ada seorang pengusaha sukses terjatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya. Malaikat memulai pembicaraan,

"Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia."
"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.
Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya, dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit."

Dengan lembut si Malaikat berkata,
"aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu."

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Malaikat berkata,
"Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua, itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu."



Istri Pengusaha Berdoa.
Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 dini hari,
"Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik. Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di hadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."

Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.
Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat. Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang.

Dengan setengah bergumam dia bertanya,
"Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat,
"Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah."

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,
"Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu. Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."

Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.
"Benar, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri."

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu."

Sahabatku, cerita ini hanyalah sebuah gambaran agar kita lebih instropeksi diri. Saya membayangkan ketika diri saya mati nanti, apakah orang disekeliling saya akan kehilangan, atau sebaliknya mereka mengabaikan atas kematian saya, atau yang paling parah apakah mereka bersyukur malah?

Mari sahabatku, mumpung kita masih diberi umur, lakukanlah yang terbaik untuk orang-orang di sekitar kita, kaena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Dan satu lagi, janganlah kita meremehkan sedekah, sesuai cerita diatas, justru sedekahnya yang menyelamatkan pengusaha tersebut.

Akhirnya, admin mengucapkan selamat menyambut tahun baru 2013, isilah malam tahun baru ini dengan kebaikan sahabatku.
Semoga bermanfaat.

Selasa, 25 Desember 2012

Dialog Pendeta dan Pemuda Arab

Assalamu'alaikum wr.wb.
Kisah dan dialog berikut bersumber pada Mausu’ah al-Qishash al-Waqi’ah.

Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya.
Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.

Add caption

KISAHNYA.
Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk.

Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata,
"Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini."
Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya.

Hingga akhirnya pendeta itu berkata,
"Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya."
Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, "Bagaimana Anda tahu bahwa saya seorang muslim."
Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu."
Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat."
Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silahkan...!"

Pertanyaan
Sang pendeta pun mulai bertanya,
"Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya."

Sang pendeta melanjutkan pertanyaannya,
"Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!
Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?
Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?
Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!
Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?
Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?
Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!
Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?"

Jawaban

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,
1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman,
"Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)."
(Al-Isra’: 12).

3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an.

5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.

6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah Subhanahuwata’ala menciptakan makhluk.

7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah Subhanahuwata’ala berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang."
(Al-Mulk: 3).

8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman.
Allah SWT berfirman,
"Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka."
(Al-Haqah: 17).

9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa as, tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.

10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman,
"Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat."
(Al-An’am: 160).

11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Nabi Yusuf as.

12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa as yang terdapat dalam firman Allah,
"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air."
(Al-Baqarah: 60).

13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT berfirman,
"Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing."
(At-Takwir: 18).

15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus as.

16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf as, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala."
Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, "tak ada cercaaan terhadap kalian."
Dan ayah mereka Ya’qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai.
Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai."
(Luqman: 19).

18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim.
Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim."
(Al-Anbiya’: 69).

20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT,
"Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar."
(Yusuf: 28).

22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari adalah bermakna: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.

Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?"
Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!"
Pendeta tersebut berkata, "Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah."
Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda."
Sang pendeta pun berkata, "Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaaha Illallaah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah."

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam.
Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.

Subhanalloh...

Minggu, 23 Desember 2012

18 Orang yang Dicintai Allah SWT

Inilah 18 orang yang beruntung karena telah dicintai Allah SWT.
Siapa saja mereka dan kenapa Allah SWT sangat sayang dan mencintai mereka.

Allah SWT

Orang-orang yang dicintai Allah SWT:
1. At-Tawwabin.
Orang-orang yang bertaubat

… Sesungguhnya ALLAH menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah [2]: 222)

2. Al-Mutathohirin.
Orang-orang yang suka bersuci /menjaga wudhu

… Sesungguhnya ALLAH menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah [2]: 222)

3. Al-Muqsithin.
Orang-orang yang adil

… sesungguhnya ALLAH menyukai orang-orang yang adil. (QS. Al-Maa’idah [5]: 42)

4. Al-Muttaqin.
Orang-orang yang taqwa

… maka sesungguhnya ALLAH menyukai orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Imran [3]: 76)

5. Al-Muhsinin.
Orang-orang yang suka berbuat kebaikan

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. ALLAH menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali ‘Imran [3]: 134)

6. Al-Mutawakilin.
Orang-orang yang bertawakal kepada ALLAH Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada ALLAH. Sesungguhnya ALLAH menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-NYA. (QS. Ali ‘Imran [3]: 159)

7. As-Shobirin.
Orang-orang yang sabar ALLAH menyukai orang-orang yang sabar.
(Ali ‘Imran [3]: 146)

8. Orang-orang yang mengikuti Rasul
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai ALLAH, ikutilah aku, niscaya ALLAH mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Ali ‘Imran[3]:31)

9. Orang-orang yang berperang di jalan ALLAH.
Sesungguhnya ALLAH menyukai orang yang berperang dijalan-NYA dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
(QS. Ash-Shaff [61]: 4)

10. Orang-orang yang tidak suka mengeluarkan kata-kata yang keji, berpikir mandiri, sabar dan rajin melakukan sholat malam.
Imam al-Baqir as berkata, ”Sesungguhnya ALLAH mencintai orang yan (apabila) bersenda gurau tidak mengeluarkan kata-kata yang keji, yang berpikir mandiri, selalu bersabar (apabila) sendirian, dan suka melakukan shalat malam”

11. Orang-orang yang hatinya senantiasa sedih namun tetap bersyukur kepada ALLAH subhana wa Ta'ala .
Imam Ali Zainal ‘Abidin as berkata, ”Sesungguhnya ALLAH mencintai setiap hati yang selalu merasa sedih, dan setiap hamba yang selalu bersyukur”

12. Orang-orang yang memiliki sifat malu (al-hayya’) dan santun (al-halim).
Rasulullah saw. bersabda, ”Sesungguhnya ALLAH mencintai orang yang memiliki sifat malu, orang yang senantiasa santun, orang yang selalu menjaga kesucian dirinya (‘afif) , dan orang yang enggan berbuat keji (muta’afiffah)”

13. Orang-orang yang rajin sholat malam, bersedekah, dan tidak takut mati di jalan ALLAH. Rasulullah saw bersabda, ”Tiga macam orang yang ALLAH ‘Azza wa Jalla mencintai mereka yakni mereka yang senantiasa bangun di malam hari (untuk mengerjakan shalat malam) lalu membaca

Kitab ALLAH (Al-Qur’an), mereka yang senang bersedekah dengan tangan kanannya sambil menyembunyikannya dari tangan kirinya, dan mereka yang mengalahkan dan mengusir musuhnya dalam perang sementara kawan-kawannya menyerahkan diri kepada musuh”

14. Orang-orang yang saling mencintai di jalan ALLAH, bersilaturahiim dan bertawakkal kepada ALLAH.
Di dalam hadits Mi’raj diriwayatkan bahwa ALLAH ‘Azza wa Jalla telah berfirman, ”Wahai Muhammad! Wajib bagi-KU mencintai orang-orang yang saling mencintai di jalan-KU, dan wajib bagi-KU mencintai orang-orang yang saling berkasih sayang di jalan-KU, dan wajib bagi-Ku mencintai orang-orang yang suka bersilatur-rahim di jalan-Ku, dan wajib bagi-KU mencintai orang-orang yang senantiasa bertawakkal kepada-KU…”

15. Orang-orang yang mencintai amal yang diwajibkan kepadanya.
ALLAH Tabaraka Ta’ala berfirman, ”Tiada yang lebih Aku cintai dari seorang hamba-KU daripada kecintaan sang hamba kepada apa yang telah Aku wajibkan baginya”

16. Orang-orang yang mampu meredam kemarahannya dengan santun.
Rasulullah saw bersabda, ”Wajiblah kecintaan ALLAH atas orang yang marah tetapi ia mampu meredam kemarahannya dengan santun”

17. Orang-orang yang banyak mengingat mati.
Rasulullah saw bersabda, ”Barangsiapa yang banyak mengingat kematian niscaya ALLAH mencintainya”

18. Orang-orang yang mencintai apa yang dicintai ALLAH dan Rasul-NYA, dan membenci apa yang dibenci ALLAH dan Rasul-NYA.
Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw, ”Aku ingin sekali menjadi orang yang dicintai ALLAH dan Rasul-NYA”.

Rasulullah saw pun berkata, ”Cintailah apa yang dicintai ALLAH dan Rasul-NYA, dan bencilah apa yang dibenci oleh ALLAH dan Rasul-NYA”

Adakah diantara kawan-kawan termasuk salah satunya?

Kamis, 20 Desember 2012

Wanita Pertama Penghuni Surga

Wanita Pertama Penghuni Surga bukanlah putri seorang nabi, melainkan Dialah Mutiah.
Mengapa bisa demikian? Siti Fatimah Putri Rasul pun sangat penasaran dibutanya.
Ikuti kisahnya.

Wanita Muslimah

Kisahnya.
Suatu hari putri Nabi SAW. Fatimah Az Zahra ra. bertanya kepada Rasulullah SAW., siapakah wanita pertama yang memasuki surga setelahUmmahatul Mukminin setelah istri-istri Nabi SAW.? Rasulullah bersabda: Dialah Mutiah.

Berhari-hari Fatimah Az Zahra berkeliling kota Madinah untuk mencari tahu keberadaan siapa Mutiah itu dan dimana wanita yang dikatakan oleh Nabi SAW. itu tinggal. Alhamdulillah dari informasi yang didapatkannya, Fatimah mengetahui keberadaan dan tempat tinggal Mutiah di pinggiran kota Madinah.

Atas ijin suaminya Ali bin Abi Thalib, maka Fatimah Az Zahra dengan mengajak Hasan putranya untuk bersilaturahmi ke rumah Mutiah pada pagi hari. Sesampainya di rumah Mutiah, maka Fatimah yang sudah tidak sabar segera mengetuk pintu rumah Mutiah dengan mengucapkan salam.

“Assalaamu’alaikum ya ahlil bait.” Dari dalam rumah terdengar jawaban seorang wanita, “Wa’alaikassalaam … siapakah diluar?” lanjutnya bertanya. Fatimah menjawab, “Saya Fatimah putri Muhammad SAW.” Mutiah menjawab, “Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi junjungan alam semesta.”

Segera Mutiah membuka sedikit pintu rumahnya, dan ketika Mutiah melihat Fatimah membawa putra laki-lakinya yang masih kecil (dalam riwayat masih berumur 5 tahun). Maka Mutiah kembali menutup pintu rumahnya kembali, terkagetlah Fatimah dan bertanyalah putri Nabi SAW kepada Mutiah dari balik pintu.

“Ada apa gerangan wahai Mutiah? Kenapa engkau menutup kembali pintu rumahmu? Apakah engkau tidak mengijinkan aku untuk mengunjungi dan bersilaturahim kepadamu?”

Mutiah dari balik pintu rumahnya menjawab, “Wahai putri Nabi, bukannya aku tidak mau menerimamu di rumahku. Akan tetapi keberadaanmu bersama dengan anak laki-lakimu Hasan, yang menurut ajaran Rasulullah tidak membolehkan seorang istri untuk memasukkan laki-laki ke rumahnya ketika suaminya tidak ada di rumah dan tanpa ijin suaminya. Walaupun anakmu Hasan masih kecil, tetapi aku belum meminta ijin kepada suamiku dan suamiku saat ini tidak berada dirumah. Kembalilah besok biar aku nanti meminta ijin terlebih dahulu kepada suamiku.”

Tersentaklah Fatimah Az-Zahra mendengarkan kata-kata wanita mulia ini, bahwa argumentasi Mutiah memang benar seperti yang diajarkan ayahnya Rasulullah SAW. Akhirnya Fatimah pulang dengan hati yang bergejolak dan merencanakan akan kembali besok hari.

Pada hari berikutnya ketika Fatimah akan berangkat ke rumah Mutiah, Husein adik Hasan rewel tidak mau ditinggal dan merengek minta ikut ibunya. Hingga akhirnya Fatimah mengajak kedua putranya Hasan dan Husein. Dengan berpikir bahwa Mutiah sudah meminta ijin kepada suaminya atas keberadaannya dengan membawa Hasan, sehingga kalau dia membawa Husein sekaligus maka hal itu sudah termasuk ijin yang diberikan kepada Hasan karena Husein berusia lebih kecil dan adik dari Hasan.

Namun ketika berada didepan rumah Mutiah, maka kejadian pada hari pertama terulang kembali. Mutiah mengatakan bahwa ijin yang diberikan oleh suaminya hanya untuk Hasan, akan tetapi untuk Husein Mutiah belum meminta ijin suaminya.

Semakin galau hati Fatimah, memikirkan begitu mulianya wanita ini menjunjung tinggi ajaran Rasulullah SAW. dan begitu tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya.

Pada hari yang ketiga, kembali Fatimah bersama kedua anaknya datang ke rumah Mutiah pada sore hari. Namun kembali Fatimah mendapati kejadian yang mencengangkan, dia terkagum. Mutiah didapati sedang berdandan sangat rapi dan menggunakan pakaian terbaik yang dipunyai dengan bau yang harum, sehingga Mutiah terlihat sangat mempesona.



Dalam kondisi seperti itu, Mutiah mengatakan kepada Fatimah bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang kerja dan dia sedang bersiap-siap menyambutnya. Subhanallah, kita merindukan istri yang demikian. Yaitu ketika suami pulang kerja dia berusaha menyambutnya dengan kondisi sudah mandi, sudah berdandan, sudah memakai pakaian yang bagus, dan siap menyambut kedatangan suami di halaman rumah dengan senyuman terindah penuh kasih dan sayang. Ya Allah, jadikanlah istri-istri kami seperti Mutiah.

Akhirnya Fatimah pulang kembali dengan kekaguman yang tak terperi kepada Mutiah. Dan pada hari yang keempat, Fatimah datang kembali ke rumah Mutiah lebih sore dan berharap bahwa suaminya sudah berada di rumah atau sudah pulang dari kerja. Dan Alhamdulillah memang pada saat Fatimah datang, suami Mutiah baru saja sampai di rumah pulang dari kerja.

Fatimah dan kedua anaknya Hasan dan Husein dipersilahkan masuk oleh Mutiah dan suaminya ke rumahnya. Fatimah melihat sebuah pemandangan yang jauh lebih mengesankan dibanding dengan yang dihadapinya sejak hari pertama. Mutiah sudah menyiapkan baju ganti yang bersih untuk suaminya, sambil menuntun suaminya ke kamar mandi. Mutiah terlihat mulai melepaskan baju suaminya, dan mereka berdua hilang masuk ke bilik kamar mandi. Dan yang dilakukan oleh Mutiah adalah memandikan suaminya. Subhanallah… Tsumma Subhanallah.

Selesai memandikan suaminya, Fatimah menyaksikan Mutiah menuntun suaminya menuju ke tempat makan. Dan suaminya sudah disiapkan makanan dan minuman yang dimasaknya seharian. Sebelum memakan makanan yang sudah disiapkan, Mutiah masuk ke dalam rumah dan keluar dengan membawa cambuk sepanjang 2 meter dan diberikan kepada suaminya dengan mengatakan.

“Wahai suamiku, seharian aku telah membuat makanan dan minuman yang ada didepanmu. Sekiranya engkau tidak menyukai dan tidak berkenan atas masakan yang aku buat, maka cambuklah diriku.”

Tanpa bertanya apa-apa, Fatimah sudah memahami apa yang dikatakan oleh ayahnya Rasulullah SAW. tentang wanita pertama penghuni surga setelah para istri Nabi yaitu Mutiah.

Fatimah pulang menangis haru dan bahagia karena sudah mendapatkan jawaban bagaimana istri yang sholihah. Seperti yang ada pada diri Mutiah, yang mendapatkan kehormatan sebagai wanita yang paling dahulu memasuki surga Allah SWT.

NB:
Gb. hanya ilustrasi saja.

Rabu, 12 Desember 2012

Tanda-Tanda Orang yang akan Meninggal

Asslamu'alaikum ..
Sebenarnya Allah SWT telah memberikan tanda-tanda kalau orang tersebut akan meninggal dunia mulai dari sejak 100 hari, 40 hari, 7 hari, 5 hari, 3 hari, 2 hari dan 1 hari menjelang kematian.

Berikut tanda-tanda orang yang akan meninggal:
Tanda 100 hari menjelang ajal :
Selepas waktu Ashar (Di waktu Ashar karena pergantian dari terang ke gelap), kita merasa dari ujung rambut sampai kaki menggigil, getaran yang sangat kuat, lain dari biasanya, Bagi yang menyadarinya akan terasa indah di hati, namun yang tidak menyadari, tidak ada pengaruh apa-apa.

Tnada 60 hari : Pusat rasa bergerak-gerak.

Tanda 40 hari menjelang kematian :
Selepas Ashar, jantung berdenyut-denyut. Daun yang bertuliskan nama kita di lauh mahfudz akan gugur. Malaikat maut akan mengambil daun kita dan mulai mengikuti perjalanan kita sepanjang hari.

Tanda 7 hari menjlang ajal :
Akan diuji dengan sakit, Orang sakit biasanya tidak selera makan. Tapi dengan sakit ini tiba-tiba menjadi berselera meminta makanan ini dan itu.

Tanda 5 hari : Anak lidah bergerak-gerak.

Tanda 3 hari menjelang ajal :
Terasa denyutan ditengah dahi. Jika tanda ini dirasa, maka berpuasalah kita, agar perut kita tidak banyak najis dan memudahkan urusan orang yang memandikan kita nanti.

Tanda 2 hari : Seluruh dahi rasa bergerak-gerak.

Tanda 1 hari sebelum kematian :
Di waktu Ashar, kita merasa 1 denyutan di ubun-ubun, menandakan kita tidak sempet menemui Ashar besok harinya. Bagi yang khusnul khotimah akan merasa sejuk di bagian pusar, kemudian ke pinggang bagian pusat hingga ke tulang solbi (di bagian belakang badan).


Berikut saat-saat Malaikat Mencabut Nyawa manusia:

Baginda Rasullullah S.A.W bersabda :
"Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai ke lutut. Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu."

Sambung Rasullullah S.A.W. lagi:
"Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibril A.S. akan menebarkan sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di surga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada disekelilinginya. Ini adalahkarena sangat rindunya pada surga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibril A.S."

Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibril A.S. akan menebarkan sayap disebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang di sekelilinginya. Ini adalah karena terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya.

17 Orang yang Dianggap Mati Khusnul Khatimah

Assalamu'alaikum..
Berikut ini adalah orang-orang yang bisa dikategorikan mati khusnul khatimah atau mati dalam keadaan baik.

1. Sempat mengucap dua kalimah syahadat.

2. Berpeluh didahi.
Sabda Rasulullah:
”Bahwa matinya seseorang mukmin itu dengan keluarnya peluh didahi”,
Riwayat oleh Ahamd dan Termidzi.

3. Mati pada malam atau hari Jumaat.
Sabda Rasulullah:
"Tidak seorang muslim pun yang mati pada hari atau malam Jumaat melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah kubur."

4. Mati di medan perang karena membela agama Allah.

5. Bagi orang yang mati syahid ada 6 kelebihan:
- Akan diampuni dengan serta merta dosanya serta diperlihatkan tempat duduknya di surga (kecuali mereka yang masih ada urusan hutang).
- Diselamatkan dari seksa kubur.
- Aman dari ketakutan yang teramat besar dan dahsyat.
- Diperhiasi dengan iman.
- Dikahwinkan dengan bidadari (semiskin – miskin ialah 49 bidadari).
- Dapat memberi syafaat kepada 70 orang keluarganya. Riwayat oleh Termizi, Ahamd dan Ibnu Majah.

6. Mati karena melahirkan anak.

7. Mati karena taun,
Sabda Rasulullah, “taun itu satu kematian syahid bagi setiap mukmin”. (Hendaklah ia sabar dan redha menganggungnya). Riwayat oleh Muslim.

8. Mati akibat sakit perut maka ia mati syahid,
sabda Rasulullah. Dan barang siapa mati karena sakit perut maka ia mati syahid”.
Riwayat oleh Muslim.

9. Mati tengelam dan tertimbus oleh bangunan.

10. Mati terbakar. Riwayat Tabrani.

11. Mati dalam nifas. Riwayat At Tabrani.

12. Mati kerana sakit TB.
Sabda Rasulullullah, "orang yang mati karena menanggung penyakit kurus kering ia mati syahid."
Riwayat Tabrani.

13. Mati akibat luka perang di jalan Allah.
Sabda Rasulullah :
"Barangsiapa yang luka karena perang di jalan Allah itu mati, maka berarti ia syahid, atau kena pijak oleh unta atau kudanya atau ia mati ditempat tidurnya (setelah berperang itu) dengan sebab apa – apa pun yang dikehendaki oleh Allah, maka sesungguhnya ia adalah mati syahid dan akan masuk syurga".
Riwayat Daud.

14. Mati mempertahankan harta. Riwayat Bokhari.

15. Mati karena mempertahankan diri.
Sabda Rasulullah "Barangsiapa terbunuh karena mempertahankan darahnya (dirinya) maka ianya mati syahid."” Riwayat Abu Daud.

16. Mati dalam bersiap – siap untuk berperang dijalan Allah.

17. Mati ketika sedang beramal soleh seperti sedang menuntut ilmu(ilmu yang dibolehkan oleh Islam) dimasjid atau sedang berdakwah..

Dari Abu Laith berkata:
“Barangsiapa yang ingin selamat dari siksa kubur maka haruslah ia
melazimi 4 perkara dan meninggalkan 4 perkara:
1. Menjaga sembahyang 5 waktu.
2. Banyak bersedekah.
3. Banyak membaca Al Quran.
4. Banyak bertasbih.

Dan hendaklah ia meninggalkan:
1. Meninggalkan dusta.
2. Meninggalkan sifat khianat.
3. Meninggalkan sifat mengadu – domba.
4. Mejaga Kencing.

Selasa, 04 Desember 2012

3 Hal yang Membuat Iblis Menangis Keras

Assalamu'alaikum kawan-kawan yang seagama dan seiman.
Alhamdulillah pada malam ini admin bisa posting lagi setelah sebulan lamanya tidak ada postingan di blog ini.
Kali ini admin akan membeberkan mengenai 3 hal yang bisa membuat iblis menangis dengan keras. Di antara keduanya bisa kita lakukan saat ini dan satunya lagi sudah tidak bisa kita lakukan lagi karena hanya Nabi Muhammad SAW lah yang mampu membuat Iblis menangis.


Kisahnya.
Kenapa iblis kok sampai menangis begitu keras, ternyata iblis sangat sedih ketika manusia mendapatkan pelang untuk menghapus dosa-dosanya. Dlam beberapa riwayat disebutkan setidaknya ada tiga hal yang membuat iblis menangis, yaitu keutamaan Surat Al Fatihah, saat Rasulullah SAW lahir, dan ketika seorang mukmin mengucap salam.

Dalam Kitab Al Jami; Liakam Al Qur;an karya Imam Al Qurthubi dijelaskan bahwa ada 2 hal yang bisa menyebabkan iblis menangis dengan kerasnya.

Pertama.
Ketika diturunkannya Surat Al Fatihah, yang mana surat ini adalah surat yang paling afdhol di dalam Al Qur'an.

Kedua.
Ketika dilahirkannya Nabi Muhammad SAW, makhluk yang paling mulia sejagad raya.
Karena berkat bimbingan Beliau, orang yang sudah memiliki dosa setumpuk gunung bisa terhapus dosanya hanya dengan mengucapkan syahadat saja.

Sebagai contoh saja, pada jaman Rasulullah SAW ada orang yang tua renta kisaran berumur 100 tahun lebih mengadu kepada Rasulullah SAW.
"Ya Rasulullah, apakah agamamu bisa menghapuskan dosa-dosa yang telah aku perbuat, yang mana dosaku setumpuk gunung, berzina, mabuk, berjudi dan sebagainya dan kalau dikumpulkan akan melebihi dosa orang yang paling banyak dosanya di muka bumi ini," kata orang tua itu.
"Bisa," jawab Rasulullah SAW.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya orang tua itu.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda,
"Ucapkanlah Syahadat."

Kemudian orang tua itu pergi menuju rumahnya.
Selang 3 hari kemudian terdengar kabar kalau orang tua itu meninggal dunia dan Rasulullah SAW pun bersabda,
"Orang tersebut termasuk golongan orang yang masuk surga."

Lalu apa yang ketiga.
Ucapan salam. Ternyata ucapan salam dari seorang mukmin ke mukmin lainnya juga bisa membuat iblis menangis dengan kerasnya. Hal iniseperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, Ibnu Abbas berkata,
"Sesungguhnya iblis yang terkutuk itu akan menangis pada saat seorang mukmin bersalam dan dia (iblis) berkata,
"Aduh, celakanya, kedua mukmin itu tidak akan berpisah melainkan akan diampuni dosa-dosanya."

Rasulullah SAW sendiri sangat menekankan ucapan salam bagi seorang mukmin sebelum perkataan lain diucapkan. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa yang berbicara sebelum memberi salam, maka janganlah kamu jawab."

Hadits lainnya ada yang mengatakan.
Rasulullah SAW bersabda,
"Orang yang berkendaraan hendaklah memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, orang yang berjalan kaki hendaklah memberi salam kepada orang yang duduk, dan orang yang sedikit hendaklah memberi salam kepada orang yang banyak."

Itulah 3 hal yang bisa membuat iblis menagis denga keras. Sungguh sangatlah beruntung kita ini dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW.
"Allohumma Sholli 'Alaa Muhammad..."

Sabtu, 13 Oktober 2012

Quranpedia: Mutasyaabihat vs Ma-Tasyabaha-Minhu

Qur'analyst dan Pengarang: Khalid Yong.  khalidyong@gmail.com

Pendahuluan

Alhamdulillah bersyukur kehadrat Allah SWT serta selawat dan salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, seluruh ahli keluarga baginda, sekalian nabi dan rasul, para sahabat, para tabiin, taabik taabiin, para mujahid, alim-ulama, guru/ustaz, dan seluruh muslimin dan muslimat.



Dengan izin Allah SWT kita dapat berjumpa lagi. Alhamdulillah kita telah selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan, tahun 1433H ini adalah Ramadhan ke-5 saya merayakan "cabang baru" ilmu iaitu metod mengkaji ayat-ayat Al-Quran dari perspektif ICT, dari perspektif " perhubung-kaitan" (semantic net), perspektif "perjalinan" (web technology), dari perspektif "penukar-gantian ulang" (recursive), dari perspektif "muhkam/mutasyaabih" (knowledge base),  atau apa yang para alim ulama panggil metod "Al-Quran bi Al-Quran" (QbQ), atau apa yang Allah SWT namakan buku "Al-Quran".

Yang sebenarnya "cabang baru" ilmu ini bukanlah benda baru, konsep dan pendekatannya sudah dijelaskan di dalam Al-Quran sejak 1,400 tahun yang lampau, cuma umat Islam tidak memberi perhatian sehinggalah Barat mencipta teknologi komputer dan ICT. Sekiranya umat Islam benar-benar mengkaji dan mendalami Al-Quran sepenuhnya, maka saya yakin merekalah yang menjadi peneraju bidang komputer dan ICT.

Sekiranya kita yakin Al-Quran menjelaskan segala perkara, yakin Al-Quran dapat mengeluarkan umat Islam dari kegelapan kepada cahaya, maka sudah tentu kita akan menyambut baik arahan Mahathir (PM Malaysia ke-4) supaya Al-Quran ditafsir semula kerana ianya dapat mengeluarkan 10 lautan-dakwat ilmu yang akan menjadikan umat Islam "khaira ummatin", bukannya umat yang hina-dina seperti yang berlaku pada hari ini. Sudah tentu mereka akan menyambut baik dan bekerja bersungguh untuk menjayakan "Islamization of Knowledge" (IoK) sebab terdapat nas Al-Quran yang jelas melarang umat Islam menerima-pakai ilmu-ilmu Barat tanpa melalui proses pemurnian. 



Alim Ulama Musuh Utama Pemurnian Ilmu?

Prof. Dr. Syed Naquib Al-Attas dalam ucaptama di Seminar Kebangsaan Pendidikan Islam 1998 di UIA mengatakan "the greatest enemy of Islamization of Knowledge agenda is not the Western scholars but Muslim intellectuals themselves". Syed Naquib mungkin kecewa sebab setelah 20 tahun memperkenalkan konsep "IoK" namun tidak mendapat sambutan dari para alim ulama, masih tidak ada satu ilmu pun yang telah diislamkan.

Persoalannya kenapa para alim ulama di ISTAC, di mana Syed Naquib telah diberi "free hand" untuk berbuat apa saja, tidak bekerja-keras menjayakan "IoK"? Adakah para alim ulama benar-benar musuh ilmu atau mereka ini jenis "ketam Melayu" (mahu dia sorang saja yang berjaya dan akan menjadi resah-gelisah kalau nampak orang lain lebih berjaya, kemudian sanggup berhempas-pulas menjatuhkannya), atau para alim ulama itu sendiri yang bodoh, yang tolol, yang tidak alim, yang juhalak, yang tidak faham dan tidak ambil kesah tentang konsep dan proses "IoK"? Atau memang "IoK" sudah pun berjaya tetapi saja tidak diketengahkan? 

Kalau "IoK" sudah berjaya, kenapa peranan ISTAC tidak menonjol dalam "blueprint" pendidikan 2013-2025? Takkan TS Muhyiddin yang terkenal dengan "kuat agama" mahu mengenepikan "IoK"/ISTAC? Kalau "IoK" berjaya takkan ISTAC tidak keluarkan standard atau piawai sistem pendidikan Islam (PSPI), takkan 100% guna PISA dan TIMSS tanpa sebarang proses pemurnian, tanpa proses "islamization"?



Al-Quran menjelaskan dengan mendalam lagi terperinci bagaimana manusia dijadikan, bagaimana otak bekerja, perangai dan sifat manusia seperti pengaruh leher (thyroid/endcrine system), pengaruh hati (liver/digestive system), tentang pentingnya sistem sekolah berasrama, pentingnya pengujian bebas, dan sebagainya. Sekiranya PSPI diambil kira, sudah tentu kerajaan boleh menyerap (absorb) beribu-ribu jururawat yang sedang menganggur sebab ianya adalah salah satu syarat penting dalam sistem pendidikan Islam? 




Bid'ah vs Soleh

Atau adakah sebab "IoK" tidak ada pada zaman Nabi SAW maka ianya satu perbuatan bid'ah yang menyebabkan para alim ulama menjauhinya? Ada ke konsep bid'ah ini dalam Qur'an? Kalau ada kenapa Allah SWT menyuruh manusia sentiasa melakukan penambah-baikan, sentiasa melakukan "amalan solehan"? Tidakkah konsep soleh bertentangan dengan konsep bid'ah? Tidakkah konsep soleh itu bermakna harus sentiasa kreatif dan inovatif untuk mencipta benda-benda baru, membina rekaan baru, rekaan yang akan menambah-baik lagi keadaan, menjadi umat Islam sentiasa terkehadapan, sentiasa menjadi umat terbaik, "khaira ummatin". 




Setelah menjelaskan bahwa umat Nabi Muhammad SAW adalah sebaik-baik umat, Allah SWT menyatakan sesiapa yang ingin masuk syurga 1st kelas, syurga firdaus dan bertemu denganNya maka mereka mestilah melakukan "amalan solehan", lihat pada surah Al-Kahfi 18:110 (ayat di bawah). Allah tidak sebut pun tentang bid'ah, tentang pengharaman mengadakan benda-benda baru!




Pada ayat 18:110 Allah SWT memberi "clue" kepada manusia bagaimana untuk bertemuNya diakhirat nanti iaitu dengan melakukan pekerjaan soleh, melakukan penambah-baikkan, melakukan kaizen atau continuous improvement.  


Konsep dan Kahendak "Amalan Solehan" dan Quranomi

Pada ayat Sabak 34:11 Allah SWT menerangkan contoh amalan soleh iaitu seperti membuat baju besi atau baju pertahanan perang dan ukurlah atau tentukanlah kekuatan jalinannya (untuk memastikan baju pertahanan perang sentiasa relevan dengan masa dan keadaan, sentiasa lebih baik dari senjata lawan, sentiasa dilakukan penambah-baikkan. Bukannya asyik guna baju perang yang sama saja dari dulu, sekarang, dan selamanya). Al-Quran tidak melarang melakukan perkara-perkara baru, perkara-parkara bid'ah.




Allah SWT tidak katapun pakailah pakaian perang seperti yang Nabi SAW pakai supaya nanti dapat masuk syurga, dan kalau guna pakaian perang baru akan masuk neraka. Sebaliknya Allah SWT menyuruh umat Islam sentiasa kreatif dan inovatif merekacipta pakaian pertahanan yang lebih hebat dari musuh. 

Sekiranya ayat 34:11 ini dibaca, dihubung-kaitkan (diQur'ankan) dengan ayat At-Taubah 9:36, maka akan menjadi kewajiban kepada umat Islam supaya sentiasa terkehadapan, sentiasa kreatif dan inovatif, sentiasa lebih advance, lebih maju dari musuh-musuh Allah.   




Misalnya di Malaysia terdapat banyak pokok-pokok buluh, sekiranya dibakar, dijadikan arang, dan arang ini (melalui proses nanotek dan biotek) dijalin, ditenung ke dalam pakaian akan menjadi baju keselamatan, baju pertahanan sebab arang buluh (bamboo charcoal) dapat mengeluarkan gelombang "far infrared" yang dapat menutralisasikan, dapat mengharmonikan pencemaran pancaran gelombang mikrowave.

Tidakkah Al-Quran menjelaskan ilmu yang hebat-hebat? Tidakkah Al-Quran dapat menjana sumber ekonomi baru, Quranomi?


"Soleh" Sentiasa Terkehadapan

Sekiranya umat Islam mengaplikasikan 2 ayat ini sahaja (34:11 dan 9:36), maka JAKIM yang ada pada hari ini akan bertukar wajah. Sudah tentu JAKIM akan bekerjasama atau mengambil-alih MSC (MDec) sebab terlalu banyak benda hi-tek yang mesti dibuat untuk menyelamatkan umat Islam dari pelbagai serangan, dan untuk menyerang balik musuh menggunakan teknologi yang sama hebat (atau lebih hebat) dari musuh (apabila diserang).

Ayat 9:36 tidak menyuruh umat Islam menyerang orang-orang bukan Islam, tetapi suruh memastikan supaya umat Islam sentiasa ada kekuatan yang sama hebat dengan musuh-musuhnya.  Oleh kerana umat Islam tidak tahu kekuatan orang-orang bukan Islam, tidak tahu apa yang mereka ada, tidak ada data dan statistik tentang kekuatan dan kelemahan musuh, maka bagaimana mungkin kita hendak menyerang balas dengan kekuatan yang sama? Kita lihat sekarang mereka menyerang umat Islam dengan roket tapi kita hanya membalas dengan membaling batu!




Yang lebih penting, adakah kita tahu yang kita ini sedang diserang dengan gelombang mikro, diserang dengan subliminal teknik, diserang dengan pemikiran induktif, dan sebagainya? Adakah kita menyerang balas seperti yang dikahendaki pada ayat 9:36 (di bawah ini), adakah kita menyediakan pakaian keselamatan seperti yang dikahendaki pada ayat 34:11? Adakah kita sudah melakukan amalan solehan, amalan penambah-baikkan?




Amalan solehan bukannya bererti melakukan kerja-kerja amal kebajikan (charity works), seperti kutip sampah tepi jalan, pimpin orang buta melintas jalan, pungut derma dari rumah ke-rumah dan sebagainya. Amal kebajikkan seperti ini hanyalah 1% dari amal soleh, 99% lagi ialah  penambah-baikkan (menambah-baik kepada apa yang sudah baik agar jadi terbaik, terbest, "khaira ummatin").


"Soleh" Adalah Jatidiri bukannya Pilihan

Pada ayat Fussilat 41:33 Allah SWT mengatakan bahawa menjadi orang soleh bukanlah satu pilihan, malah menjadi kewajipan kepada orang-orang yang mengaku dirinya orang Islam. Oleh yang demikian adalah salah, adalah tidak betul untuk bercita-cita  menjadi orang soleh, sebab samada bercita-cita atau tidak, samada suka atau tidak, setiap orang Islam "wajib" menjadi soleh, wajib melakukan pekerjaan soleh, pekerjaan penambah-baikkan. "Soleh" is a journey not a destination ("Soleh" adalah pengembaraan setiap hari, bukannya destinasi tempat tujuan).



Seharusnya bagi setiap orang Islam apabila saja celik mata (bangun pagi) mesti berfikir apa yang hendak disolehkan, apa yang hendak ditambah-baikkan. Kalau kita belum tahu bahasa Arab dan kemudian pergi belajar bahasa Arab, maka itu pekerjaan soleh namanya sebab ianya akan menambah-baik diri kita sendiri, menambah-baik kekhusyukan solat kita. Kalau kita masih menganggur dan sentiasa berusaha mencari pekerjaan, itupun dinamakan soleh (maksudnya mencari pekerjaan yang halal dan baik-baik).

Kalau kita tidak pernah membantu ibu-ayah, dan kita berusaha untuk membantu mereka, itupun adalah amalan soleh, amalan penambah-baikkan. Terlalu banyak benda yang boleh disolehkan, yang boleh ditambah-baik, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun tentu ada saja benda yang boleh kita solehkan. "Soleh" is a journey not a final destination!

Maka "soleh" adalah salahsatu antara PSPI (piawai sistem pendidikan Islam) yang terpenting, bukannya "kualiti" seperti dalam "blueprint" pendidikan 2013-2025. Begitu juga dengan GTP, dalam Islam tidak ada "transformasi", tidak ada minda tajdid, yang ada hanyalah "soleh". Konsep "soleh" adalah amat kuat dan bertenaga sebab itu ianya mampu meletakkan negara Amerika Syarikat dan Jepun sebagainya kuasa besar dunia, sebagai khalifah.



"Jump the Gun"

Kembali kepada topik perbincangan kita "Mutasyaabihat vs Matasyaabaha".  Topik ini amat penting, dan jangan dianggap mudah. Pada pendapat saya sesetengah alim ulama menentang sangat "Islamization of Knowledge", menentang sangat penterjemahan semula Al-Quran sebab mereka tidak faham konsep dan kahendak ayat-ayat mutasyaabihat dari perspektif "Al-Quran dan ICT" (mereka faham dari perspektif lain, cuma dari sudut ICT saja yang mereka kabur).

Perhatikan dua perkataan ini: "Mutasyabihat" dan "Ma-Tasyabaha-minhu" yang terdapat pada ayat Ali-Imram 3:7. Kekeliruan timbul sebab bunyinya hampir sama: "mutasyabiha" dan "matasyabaha". Namun nahu, struktur, konsep dan kahendaknya amat jauh berbeza. 




Kalimah "mutasyaabihat" (petak hijau) ialah untuk memberitahu manusia bahwa sesetengah ayat-ayat Al-Quran ini adalah dalam bentuk "seakan-akan sama atau serupa", maksudnya dalam bentuk "usul" (proposition). Ia bukannya bermakna ayat-ayat yang kabur dan samar-samar, bukannya bermakna Al-Quran mengandungi banyak kekaburan dan kesamaran.

Sementara "ma-tasyaabaha-minhu" (bulatan merah) adalah satu frasa untuk memberitahu manusia bahwa terdapat batas, had, limit, terdapat syarat dan "boundary", terdapat perkara-perkara yang tidak boleh dibuat manusia iaitu "jangan ikut apa yang Allah samakan denganNya". Misalnya Allah kata Dia guna tangan untuk membuat manusia, maka jangan kita ikut, jangan kita fikir Allah itu ada tangan. Ini hadnya, ini limitnya, ini batasnya, ini sempadannya. 

"Ma-tasyaabaha-min-hu" adalah satu frasa (4 perkataan) bukannya satu perkataan seperti "Mutasyabihat". Apabila kita baca saja frasa ini kita mestilah gabungkan terus dengan ayat 42:11 yang bermakna "Allah tidak menyerupai apa-apa sesuatu" dan ayat 6:103 "manusia tidak termampu untuk membuat gambaran tentang Allah".

Kita jangan buang masa dan tenaga cuba-cuba memikirkan wajah Allah, tangan Allah, jari-jemari Allah dan sebagainya sebab dalam ayat 42:11 Allah tidak sama dengan makhlukNya, dan ayat 6:103 manusia tidak mampu nak buat gambaran tentang Allah. Yang perlu kita fikirkan ialah makna mutasyaabihat, makna konsep, makna usul (proposition).

Ayat Ali-Imran 3:7 ini adalah antara "kunci-kunci ghaib" (mafatihul ghaib) yang menjelaskan teknik dan metodologi bagaimana Al-Quran boleh menjelaskan segala sesuatu, menjelaskan dengan mendalam lagi terperinci.

 
Al-Quran Menjelaskan Segala Sesuatu

Kaedah menggunakan makna "usul" (propositional logic), dan kaedah rekursif antara "kitab muhkamat" dan "kitab mutasyaabihat yang diulang-ulang" ini adalah antara rahsia kebijaksanaan dan kehebatan Al-Quran menjelaskan segala sesuatu dengan terperinci lagi mendalam. Ianya untuk membuktikan keesaan dan kekuasaan Allah SWT, membenarkan janji-janji Allah bahwa kitab Al-Quran mengandungi 10 lautan-dakwat ilmu.

Konsep penjanaan ilmu seperti ini telah diaplikasikan oleh ICTist (pakar-pakar komputer) Barat seperti dalam "artificial intelligence", "knowlege base", "semantic web", dan sebagainya. 
Begitu juga dengan Quranpedia (dan AMD-RDBMS) yang ingin saya bangunkan adalah berlandaskan kepada konsep dan kahendak ayat 3:11, 11:1, dan 39:23 ini, bukannya dari kepala otak saya sendiri.

Saya tidak kata ianya kerja mudah, sudah tentu ianya amat rumit dan memeningkan kepala, Tetapi sekiranya ianya berjaya, 1 bilion manusia netizen dalam cyberspace akan mendapat dakwah Islamiyyah, dakwah Al-Quran. 1 juta para saintis Barat dan Timur akan mendapat manfaat dari Quranpedia sebab AL-Quran menjelaskan segala perkara.  

Walaupun terpaksa berbelanja beberapa juta (untuk membina Quranpedia), tetapi hasilnya mungkin lebih baik dari fermilab di USA atau CERN hadron collider di eropah (yang menelan belanja beratus ribu juta ringgit). CERN dan Fermilab hanya boleh melihat metafizik, benda-benda yang ada fizik sahaja, sedangkan Al-Quran boleh "melihat" benda-benda yang ghaib, yang tidak ada fizik, tidak ada atom, tidak ada foton, tidak ada nutrino, quart, dan sebagainya.

Oleh yang demikian cubalah fikir dengan mendalam (dan ikhlas kerana Allah SWT), samada Al-Quran menjelaskan segala perkara (tentang hukum dan peraturan alam). Hanya yang tidak dijelaskan oleh Al-Quran ialah tentang "rupa-paras", "bentuk", dan "asal-usul" Allah SWT, lain dari itu semuanya dijelaskan, semuanya boleh dibayangkan, semuanya boleh dibuat usul. Dan ini dijelaskan "ibtigha alfitnah wab tigha atakwiilihi" (untuk membuat fitnah (tuduhan) dan mencari takwil (asal-usul) Allah SWT". 


"Hudan" (Petunjuk) Terdapat Dalam Ayat-ayat Mutasyaabihat



Lihat pada ayat Az-Zumar 39:23, Allah SWT menjelaskan ayat-ayat mutasyaabihat adalah sebaik-baik perkataan atau percakapan atau perbualan, maksudnya sebaik-baik "usul" (proposition) di mana ianya mengandungi petunjuk dan hidayah untuk mengeluarkan umat Islam dari gelap-gelita, dari kebodohan dan kejahilan, kepada cahaya, kepada ketamaddunan yang tinggi, kepada keilmuan yang benar untuk mengenal dan meyakini keesaan dan kekuasaan Allah SWT.




Lihat sambungan pada ayat Az-Zumar 39:23, di mana Allah SWT menjelaskan bahwa ayat-ayat mutasyaabihat, ayat-ayat yang nampak serupa lagi diulang-ulang inilah yang mengandungi petunjuk, yang mengandungi ilmu-ilmu baru, ilmu-ilmu yang belum diketahui manusia.

Oleh yang demikian kita janganlah pulak gatal mulut mengatakan ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat- yang samar-samar, yang kabur, yang kelabu asap, ayat-ayat untuk menguji keimanan orang Islam, ayat-ayat yang harus ditinggalkan, yang tidak boleh dikaji sebab takut akan sesat dan masuk neraka.


Ulang Sekali Lagi

Sekali lagi saya salin ayat 3:7, renung ayat ini baik-baik. Saya ambil masa lebih dari 4 tahun mengkaji ayat ini. Sesiapa yang bercita-cita untuk membina Quranpedia mesti faham konsep dan kahendak ayat ini. Ayat ini tidak boleh dikaji secara bersendirian mestilah dihubung-kaitkan, mestilah diQur'ankan, mesti dikaji secara "Al-Quran bi Al-Quran" dengan beberapa ayat lain seperti ayat 6:103, 42:11, 11:1, 39:23, 6:59, 16:89, 17:12, dan sebagainya..



"Mutasyaabihat" (dalam kotak hijau) bermakna ayat-ayat Al-Quran mempunyai makna "usul" (proposition), dan bukannya bermakna ayat yang samar-samar atau kabur. Sementara "ma-tasyaabaha-minhu" (mesti baca dengan "minhu", tidak boleh baca "matasyabaha" sahaja) bermakna "apa yang Allah SWT samakan/serupakan denganNya". Kita wajib percaya, wajib beriktiqad, wajib yakin bahwa "Allah SWT tidak sama dan tidak serupa dengan apa-apa makhlukNya", dan "tidak ada sebarang makhluk pun yang mampu membuat bayangan, yang mampu membuat gambaran tentang Allah SWT". 

Tujuan utama ayat-ayat "mutasyabihat" dan "ma-tashabaha-minhu" adalah untuk menjelaskan segala perkara (16:89), untuk menjelaskan dengan mendalam lagi terperinci (17:12), dan untuk menjelaskan batas pemikiran iaitu jangan buat sebarang gambaran tentang Allah SWT sebab Dia tidak serupa dengan makhlukNya.



Contoh Ayat

Kita tengok dulu contoh ayat yang dikategorikan sebagai ayat mutasyabihat. Antaranya ialah ayat Sad 38:75. Di dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan Dia menjadikan manusia dengan kedua tanganNya. Para alim ulama mengatakan ini adalah ayat mutasyabihat sebab "tangan Allah" itu tidak jelas. 

Oleh kerana ayat 3:7 tidak difahami dengan metod "Al-Quran bi Al-Quran" (QbQ) maka timbul banyak perdebatan dan perbalahan sehingga sampai "kafir-mengkafir".  Ada yang kata Allah bersifat seperti manusia cuma tangan Allah berlainan dari tangan manusia! Mereka kata kalau Allah tidak ada tangan bermakna Allah cacat!

Ayat "ma-tasyabaha-minhu" adalah ayat yang mana "Allah menyamakan sifat atau anggota manusia denganNya"Allah sekali-kali tidak ada tangan, tidak ada kaki, tidak ada mata, dan sebarang anggota: tidak menyerupai apa-apa makhlukNya. Allah menggunakan perkataan kedua tanganNya sebab untuk menjelaskan tentang pizoelektrik, tentang piroelektrik, dan sebagainya, bukannya untuk memberitahu manusia rupa bentuk Allah SWT!






Cuba fikir apa akan terjadi kalaulah ayat ini mengatakan manusia dibuat oleh tangan malaikat atau tangan jin (bukan dengan tangan Allah)? Sudah tentu akan ada ramai manusia yang menjadi syirik, yang akan menyembah malaikat atau jin, sebab malaikat dan jin yang membuat mereka. 

Kemudian akan timbul persoalan lain lagi, bagaimana rupa bentuk tangan jin dan malaikat sebab mereka dibuat dari api dan cahaya. Oleh yang demikan sudah tentu "tangan Allah" adalah yang terbaik sebab perkataan "tangan" sudah jelas dan perkataan "Allah" juga sudah jelas. Kemudian Allah menjelaskan lagi had dan batas untuk berfikir iaitu jangan cuba fikir-fikir, jangan cuba buat gambaran atau bayangan tentang tangan Allah sebab Dia tidak sama dengan sebarang makhluk. Allah jelaskan lagi jangan buat fitnah tentang Allah, dan jangan buat takwil yakni mencari asal-usul tentang Allah, samada Allah ada anak ke, Dia diperanakkan ke, dan sebagainya. 

Saya tahu konsep dan kahendak ayat-ayat "mutasyaabihat" ini agak sukar untuk diperjelaskan, saya harap saya telah mencuba yang terbaik. Maafkan saya sekiranya ianya kurang jelas, sekiranya ianya menjadi semakin kabur, semakin mengelirukan. Semoga Allah SWT membantu kita semua dalam memahami ilmu-ilmu Al-Quran ini.


Jangan Cari Fitnah dan Jangan Cari Asal Permulaan Allah (Takwil)

Di dalam ayat 3:7 ini Allah SWT menjelaskan jangan mencari-cari dan membuat sebarang fitnah terhadap Allah SWT, jangan pandai-pandai mereka-reka cerita tentang Allah SWT. Allah SWT tidak ada kaki, tidak ada tangan, tidak ada muka, tidak ada jari-jemari, dan sebagainya, Allah SWT tidak sekali-kali menyerupai apa-apa makhlukNya. Dan makhlukNya tidak mampu membuat apa-apa gambaran, apa-apa bayangan tentang Allah SWT.




Allah SWT mencegah manusia dari membuat fitnah, mereka-reka cerita tentang Allah, malah Allah melarang manusia mencari takwil, iaitu mencari asal-usul permulaan Allah SWT, mencari dari mana Allah datang, bagaimana Allah terjadi, dan sebagainya sebab Allah SWT bukannya makhluk, Dia tidak dijadikan tetapi Dia yang menjadikan semua makhluk.


Oleh yang demikian apa yang difahami sebagai ayat-ayat "mutasyabihat" (ayat-ayat yang samar-samar dan tidak jelas) yang sebenarnya merujuk kepada ayat-ayat "ma-tasyaba-minhu" iaitu ayat-ayat yang Allah SWT "serupakan sifat-sifat makhluk denganNya". Dan "mencari fitnah dan takwil" (dalam ayat di atas) bukannya merujuk kepada membuat fitnah dan mencari asal-usul ayat-ayat "mutasyabihat" tetapi kepada ayat-ayat "ma-tasyabaha-minu".

Ayat-ayat mutasyabihat semuanya jelas sama seperti ayat-ayat muhkam. Yang sebenarnya tidak ada yang tidak jelas dalam Al-Quran, semuanya jelas, semuanya mubin samada ayat-ayat "muhkamat", ayat-ayat "mutasyabihat", maupun ayat-ayat "ma-tasyabaha-minhu". Yang menjadi tidak jelas sebab manusia cuba berfikir diluar kudrat dan kemampuan mereka, sebab itu Allah menjelaskan lagi "orang-orang yang mendalam ilmunya akan berkata kami beriman dengannya". Orang-orang bijak-pandai tidak akan membahaskan tentang rupa-paras Allah dan tidak akan mencari-cari asal-usul permulaan (takwil) Allah. 


Kesimpulan

Allah SWT menjelaskan terdapat dua kategori ayat di dalam Al-Quran iaitu "muhkamat" dan "mutasyaabihat". Kedua-duanya jelas, mubin, dan tidak ada yang mengelirukan. 

Ayat-ayat "mutasyaabiha" bukannya ayat-ayat yang kabur, bukannya ayat-ayat yang mengelirukan, tetapi ayat-ayat yang jelas sama seperti ayat-ayat muhkamat.

Ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat petunjuk kepada penjanaan ilmu, hukum, dan peraturan alam, "law of the universe", bukannya ayat-ayat yang kabur dan mengelirukan. Ayat-ayat mutasyaabihat mesti sentiasa dikaji, direnung, ditadabbur, bukannya dijauhkan, ditinggalkan, diketepikan. 

Yang menjadi kekeliruan sebab perkataan "mutasyaabiha" hampir sama dan serupa dengan "matasyabaha". Perkataan "matasyabaha" semestinya dibaca dengan lengkap iaitu "ma-tasyabaha-minhu" yang membawa makna "Apa yang Dia (Allah) samakan denganNya".

Yang menjadi kekeliruan dan kekaburan sebab manusia cuba membuat gambaran tentang Allah SWT. Ada yang kata kalau Allah sebut dalam Quran Dia ada tangan, maka Allah ada tanganlah, tapi tangan Allah tidak sama seperti tangan manusia. Berfahaman seperti ini pun tidak boleh sebab konsep tangan itu sendiri adalah makhluk.

Ayat-ayat yang mana Allah serupakan sifat manusia denganNya bukanlah bertujuan untuk mengelirukan atau menyesatkan manusia tetapi untuk menjelaskan segala perkara, untuk  menjelaskan dengan mendalam lagi terperinci. Kita wajib beritiqad bahwa Allah tidak menyerupai dengan apa jua makhlukNya, samada fizikal atau konsep, dan tidak ada makhluk yang mampu membuat gambaran tentang Allah SWT.  

Tujuan Allah SWT membuat gambaran dengan sifat-sifat manusia ialah untuk menjadikan Al-Quran kitab yang jelas, yang mudah difahami, untuk membolehkan manusia membuat gambaran tentang proses, hukum, dan peraturan alam, untuk membolehkan manusia mengeluarkan ilmu darinya. Bukannya untuk memberitahu Allah ada tangan, ada muka, bukannya untuk memberi gambaran tentang zat Allah SWT!

Manusia boleh membuat gambaran bahawa manusia dijadikan dari tanah dengan menggunakan dua belah tangan, tidak salah menggambarkan tanah itu digenggam, dipulas, dipicit-picit, ditepuk-tepuk, digoncang, dan sebagainya, tetapi jangan gambarkan itu adalah tangan Allah SWT.

Allah SWT melarang sama sekali manusia membuat gambaran tentangNya. Jangan cuba buat apa-apa gambaran, apa-apa fitnah terhadap Allah SWT. Jangan sekali cuba mencari takwil, mencari permulaan Allah sebab Allah SWT tidak ada permulaan.

Wallahu a'lam.

Rabu, 10 Oktober 2012

Nabi Idris Pingsan Melihat Neraka dan Surga

Nabi Idris as di masa hidupnya, Allah SWT telah mengaruniakan untuk mengunjungi surga maupun neraka. DI kedua tempat itu, Nabi Idris as pingsan begitu melihat pemandangan yang dilihat dikedua tempat itu.

NERAKA

Kisahnya.
Nabi Idris as adalah seorang Nabi yang kuat sekali ibadahnya, bahkan malaikat sangat kagum atas kesalehan beliau. Pada suatu saat, Malaikat Izrail dan Nabi Idris as beribadah bersama-sama. Nah, pada kesempatan itu Nabi Idris as mengajukan permintaan kepada Malaikat Izrail untuk dapat melihat surga dan neraka.

Malaikat Izrail tidak dapat memutuskan permintaan Nabi Idris as. Namun Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Melihat, dan karenanya Nabi Idris as diizinkan berkunjung ke neraka dan ke surga ditemani Malaikat Izrail.

Pertama-tama Nabi Idrsi as mengunjungi neraka.
"Wahai Nabiyullah, kenapa ingin melihat neraka? Bahkan para malaikat pun takut melihatnya," tanya Malaikat Izrail.
Dijawab olah Nabi Idris as,
"Sebenarnya saya takut sekali kepada azab Allah SWT. Tapi mudah-mudahan iman saya menjadi tebal setelah melihatnya."

Begitu mereka sudah sampai agak dekat dengan neraka, Nabi Idris as pun tersungkur pingsan. Penjaga neraka adalah malaikat yang sangat menakutkan. Malaikat itu menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah SWT semasa hidupnya. Nabi Idris as tak mampu menyaksikan berbagai siksaan yang sangat mengerikan.

Api neraka berkobar sangat dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan dan tak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibanding dengan neraka.
"Astaghfirullah...Astaghfirullah...Astaghfirullah...,"berkali kali terucap dari mulut beliau sesaat setelah tersadar ari pingsannya.
(Seorang nabi saja sampai pingsan melihat neraka, bagaimana dengan manusia biasa seperti kita?).



Setelah siuman, dengan tubuh yang masih lemas Nabi Idris as melanjutkan perjalanan ke surga ditemani Malaikat Izrail juga. Di pintu surga beliau disambut Malaikat Ridwan yang menjaga Surga. Malaikat Ridwan dengan penuh lemah lembut mempersilahkan Nabi Idris as untuk memasuki tempat yang mulia penuh kenikmatan tersebut.

Begitu masuk ke dalam surga, lagi-lagi Nabi Idris as tersungkur lagi karena penuh takjub.
Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan bagi siapa yang memandangnya. Namun Nabi Idris as pingsan hanya sebentar saja. Tanpa bisa berkata apa-apa selain ucapan,
"Subhanallah....Subhanallah...Subhanallah...,"berkali-kali keluar dari mulut beliau.

Itulah Kisah Teladan dari nabi Idris as yang sangat saleh dan taat kepada Allah SWT hingga beliau sampai pingsan begitu melihat neraka maupun surga.

Jumat, 05 Oktober 2012

Dialog Iblis dan Penebang Kayu

Dari Hasan, Mubarak bin Fadhilah telah meriwayatkan untuk kita semua. Sebuah kisah teladan islami yang bisa dijadikan panutan untuk umat Islam agar selalu zikir dan ingat terhadap Allah SWT.


Kisahnya.
Dahulu ada sebuah pohon yang disembah, selain Allah SWT.
Kemudian datanglah seorang laki-laki mendatanginya dan berkata,
"Aku akan menebang pohon ini."
Pada mulanya si penebang pohon ini datang untuk menebang karena takut akan Murka Allah SWT.

Maka iblispun datang dengan bentuk menyerupai manusia dan menghadang si penebang pohon,
"Apa yang hendak kau lakukan?" tanya iblis.
"Aku hendak menebang pohon yang dijadikan sembahan selain Allah SWT," jawab si penebang pohon.
"Jika engkau tidak menyembahnya, ia tidak akan membahayakanmu," jawab iblis.
"Aku tetap akan menebangnya," kata si penebang kayu.

Iblis terus menerus menggoda si penebang pohon.
"Adakah jalan lain yang lebih baik untukmu? Jika engkau tidak menebang pohon itu maka engkau akan mendapatkan 2 dinar setiap pagi di bawah bantalmu." kata iblis.
"Darimana engkau mendapatkannya?" tanya si penebang kayu.
"Aku yang akan memberikannya kepadamu." jawab iblis yang menjelma menjadi manusia itu.

Kemudian laki-laki penebang pohon kembali pulang ke rumahnya dan mengurungkan niatnya untuk menebang pohon. Maka pada paginya ia mendapatkan uang 2 dinar di bawah bantalnya.
Namun pada hari berikutnya uang tersebut tidak ditemukan di bawah bantalnya lagi. Si penebang kayu marah dan bergegas menuju pohon yang jadi sembahan tersebut dan bermaksud menebangnya kali ini.

Di tengah perjalanan, iblis muncul lagi dengan rupa asli dan menghadangnya.
"Apa yang hendak engkau lakukan?" tanya iblis.
"Aku hendak menebang pohon yang disembah selain Allah SWT," jawab si penebang kayu.
"Engkau telah berbohong, engkau tidak akan bisa menebang pohon itu," kata iblis lagi.

Akhirnya penebang pohon tetap pergi untuk menebang pohon. Namun iblis juga tak membiarkannya, ia memukul dan mencekiknya sampai hampir mati.

Lalu iblis berkata,
"Tahukah engkau siapa sebenarnya aku? Aku adalah Iblis. Pertama kali engkau marah dan hendak menebang pohon itu karena hanya mencari ridha Allah SWT. Saat itu, aku tidak mampu emnghalangimu, maka aku membujukmu melalui uang 2 dinar. Saat itu engkau tudak jadi menebang pohon terwebut. Maka ketika engkau marah dan hendak menebang pohon hanya karena uang 2 dinar, aku dapat menghalangi dan mengalahkanmu."

Kamis, 04 Oktober 2012

Kisah Taubatnya Malik bin Dinar

Kisah seorang sufi Teladan untuk umat Islam.
Dialah Malik bin Dinar yang tersohor.

Malik bin Dinar adalah seorang laki-laki yang sangat tampan, gemar bersenang-senang dan memiliki harta kekayaan yang berlimpah-limpah. Ia tinggal di daerah Damaskus dimana golongan Mu'awiyah telah membangun sebuah masjid yang besar dan mewah.
Malik ingin sekali diangkat sebagai pengurus masjid tersebut. Pada waktu itu salah seorang yang menjadi pengurus masjid adalah jabatan yang terpandang.


Maka pergilah ia ke masjid itu.
Di pojok ruangan masjid dibentangkannya sajadah dan di situlah selama setahun penuh ia melakukan ibadah sambil berharap agar setiap orang yang melihatnya sedang melakukan shalat.

"Alangkah munafiknya aku ini," ia selalu mencerca dirinya sendiri.
Setahun telah berlalu.
Apabila hari telah malam, Malik keluar masjid itu dan pergi bersenang-senang.

Pada suatu malam, ktika ia sedang asyik menikmati musik sementara teman-temannya telah tertidur, tiba-tiba saja dari kecapi yang sedang i aminkan terdengar suara,
"Hai Malik, mengapakah engkau belum juga bertobat?"
Mendengar kata-kata yang sangat menggetarkan hati ini, Malik segera saja melemparkan kecapinya dan berlari menuju masjid.

Di dalam masjid ia berbicar kepada dirinya sendiri.
"Selama setahun penuh aku menyembah Allah secar munafik. Bukankah lebih baik ak menyembah Allah dengan sepenuh hati? Aku malu. Apa yang harus aku lakukan? Seandainya orang-orang hendak mengangkatku sebagai pengurus masjid aku tidak akan menerimanya. Akhirnya ie melakukan ibadah dengan khusyuk kepada Allah SWT. Pada malam itulah untuk pertama kalinya ia shalat dengan penuh keikhlasan.

Pada keesokan harinya, seperti biasa orang-orang berkumpul di depan masjid.
"Hai, lihatlah dinding masjid telah retak-retak," kata mereka.
"Kita harus mengangkat seorang pengawas untuk memperbaiki masjid ini."

Maka mereka sepakat yang paling tepat menjadi pengawas masjid adalah Malik.
Segera mereka mendatangi Malik yang ketika itu sedang shalat. Sementara Malik sendiri karena saking khusyuknya ia tidak tahu jika beberapa orang sedang menunggunya.
Begitu shalat Malik selesai, mereka berkata,
"Kami datang untuk memintamu agar sudi menerima pengangkatan kami ini."

"Ya Allah...." seru Malik karena terkejut.
"Selama setahun penuh aku menyembah-Mu secara munafik dan tak ada seorang pun yang memandang diriku. Kini setelah aku berikan jiwaku kepada-Mu dan bertekad bahwa aku tidak menginginkan pengangkatan atas diriku, Engkau malah menyuruh 20 orang menghadapku untuk mengalungkan tugas tersebut ke leherku. Demi Kebesaran-Mu, aku tidak menginginkan pengangkatan atas diriku ini."

Malik berlari meninggalkan masjid itu kemudian menyibukkan diri untuk beribadah kepada Allah SWT dan menjalani hidup prihatin serta penuh disiplin.
Ia menjadi seorang yang terhormat dan shalih.