Selasa, 30 April 2013

Siksa Neraka Bagi Para Pengkhianat

Assalamu'alaikum wr. wb.

Khianat adalah sifat jelek yang terdapat dalam diri manusia. Khianat artinya bahwa seseorang yang menyeru kepada kebaikan tapi dia sendiri tidak melakukan kebaikan itu sendiri. Itulah salah satu ciri-ciri orang yang khianat. Sedangkan para pelaku khianat adalah pengkhianat. Dan kelak di akhirat para pengkhianat tersebut akan mendapatkan azab yang sangat pedih.


Kisahnya

Allah SWT menyukai para hamba-Nya yang selalu memerintahkan pada kebaikan serta mengamalkan kebaikan itu dengan penuh ketakwaan. Sebaliknya, Allah SWT akan murka terhadap orang yang hanya menganjurkan kebaikan kepada orang lain, tetapi justru dirinya sendiri tidak mengamalkan kebaikan seperti yang dikatakannya.

Kelak, orang-orang yang mengkhianati perkataannya sendiri itu akan mendapatkan azab yang sangat pedih di neraka. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam kitab Riyadlus Shalihin, buah karya Al Imam Al 'Alamah Al Muhaddits, Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an Nawawi ad Dimasqi as Syafi'i.

Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa siksa Allah SWT akan sangat berat kepada orang-orang yang banyak menganjurkan pada kebaikan dan mencegah kemungkaran, akan tetapi ia sendiri justru lalai untuk mengerjakan kebaikan itu sebagaimana yang dianjurkannya kepada orang lain.

Mereka yang berkhianat atas ucapannya sendiri itu kelak di neraka akan disiksa. Tubuh mereka akan dilempar dengan sangat keras sehingga ususnya keluar dan mereka kekal dengan berputar-putar di nereka.
Astaghfirullah....

Tubuh Dilempar ke Neraka

Ada sebuah hadits yang menguatkannya. Balasan para pengkhianat ini digambarkan dalam hadits dari Abu Zaid (Usamah) bin Zaid bin Harits ra, berkata,
Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Seseorang dihadapkan di hari kiamat. Kemudian dilemparkan ke dalam neraka, maka keluar usus perutnya, lalu berputar-putar di dalam neraka bagaikan himar yang berputar di sekitar penggilingan, maka berkerumunlah ahli neraka paanya sambil berkata, 'Hai Fulan, mengapakah engkau? Tidakkah dahulu menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?'
Fulan itu pun menjawab, 'Benar, aku dahulu menganjurkan kebaikan, tetapi tidak saya kerjakan, dan mencegah mungkar, tetapi saya sendiri kerjakan."
(H.R. Bukhari Muslim).

Dengan demikian, sangatlah jelas bahwa seluas apapun ilmu seseorang tapi jika itu tidak diamalkan, maka semuanya akan menjadi sia-sia. Malah kelak orang-orang seperti itu akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Tapak kedua kaki hamba kelak di hari kiamat tidak akan bergeser hingga ia ditanya tentang empat perkara, diantaranya tentang ilmunya, apa yang telah ia amalkan."
(HR. Turmudzi).

Berdasarkan hadits tersebut, jelaslah bahwa ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan Allah SWT melalui Al Qur'an dan Hadits, tujuannya adalah untuk diamalkan, bukan hanya untuk diajarkan. Karena memerintahkan kebaikan namun tidak diimbangi dengan pengamalan dari dirinya hal itu sama saja dengan mendustakan.

Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman,

أَلَمْ تَكُنْ آيَاتِي تُتْلَى عَلَيْكُمْ فَكُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ

Artinya:
"Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya?"
(QS. Al Mu'minuun : 105).

Ayat Al Qur'an Menjelaskan

Banyak sekali kandungan ayat Al Qur'an yang menjelaskan tentang kemurkaan Allah SWT pada orang-orang yang hanya bisa berkata dan memerintahkan kebaikan, namun ia sendiri tidak melakukannya. Di antara teguran keras tersebut ada dalam Surat Al Baqarah ayat 44 dan Surat Ash Shaff ayat 2-3.

Allah SWT berfirman,

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ

Artinya:
"Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?"
(QS. Al Baqarah : 44).

Allah SWt berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ

Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."
(QS. Ash Shaff : 2-3).

Itulah azab yang diberikan Allah SWT terhadap orang-orang yang khianat. Semoga kita dihindarkan dari sifat khianat ini, bisa menasehati kebaikan tapi dia sendiri malah tidak melaksanakannya.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Minggu, 28 April 2013

Kisah Istana Iblis di Lautan

Assalamu'alaikum wr. wb.

Kesombongan Iblis ternyata dan ternyata tidak membuat dirinya dilaknat oleh Allah SWT, namun ia juga terusir dari Surga. Dan setelah diusir, akhirnya Iblis pun mulai membangun istananya di lautan. Iblis memilih lautan karena luasnya mencapai tiga perempat dari luas bumi.


Kisahnya

Dalam sebuah Kitab, Karya Agung Sang Syeikh Imam Al-Ghazali disebutkan bahwasanya iblis itu dulunya memiliki nama Al-Abid yang artinya ahli ibadah. Pemberian nama Al-Abid ini hanya pada langit pertama, lain hal dengan langit kedua dan seterusnya. Begitu terkenalnya Iblis dengan pemberian, sebutan nama-nama tiap langit karena iblis ketika itu memang hamba Allah SWT yang taat.

Pada langit kedua, iblis disebut dengan Az-Zahid dan di langit ketiga diberi nama Al-Arif.
Di langit keempat namanya adalah Al Wali, Pada langit ke lima namanya adalah At-Taqi. Sedangkan nama di langit keenam dan ketujuh adalah Al-Kazin dan Azazil.

Awalnya, iblis termasuk dari salah satu malaikat penghuni surga yang doanya terkenal makbul. Karena doanya yang ampuh tersebut, malaikat-malaikat lain meminta kepada iblis untuk didoakan agar para malaikat tidak tertimpa laknat Allah SWT.

Peristiwa itu terjadi manakala Malaikat Isarfil yang sedang berkeliling mengitari surga mendapati sebuah tulisan.
Tulisan tersebut berbunyi,
"Seorang hamba Allah SWT yang telah lama mengabdi akan mendapat laknat Allah SWT dengan sebab menolak perintah Allah."

Tulisan itu berada di salah satu pintu surga, dan tak pelak lagi tulisan itu telah membuat Malaikat Israfil menangis tersedu. Ia takut sekali, hamba Allah SWT yang dimaksud adalah dirinya.
Tak hanya Malaikat Israfil, para malaikat lain juga turut menangis, dimana malaikat-malaikat lain itu juga memiliki kekuatan sama seperti Malaikat Israfil.

Akhirnya mereka sepakata, untuk mendatangi Iblis (Azazil) dan meminta didoakan agar tidak tertimpa laknat dari Allah SWT.
Pada waktu itu, ketika mendengar penjelasan Israfil, Azazil berkata,
"Ya Allah...! Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintahMu itu, sungguh aku ikut mengutuknya."

Azazil lalu memanjatkan doa,
"Ya Allah, janganlah Engkau murka atas mereka."

Azazil Mengingkari Perintah Allah SWT

Selama kurun waktu 120 ribu tahun, Azazil (Iblis), menyandang gelar kehormatan dan kemuliaan, dan hingga tibalah Nabi Adam as diciptakan. Allah SWT menyuruh semua malaikat sujud kepada Adam yang diciptakan sebagai khalifah (pemimoin) di bumi.

Semua malikat segera patuh dan melaksanakan perintah Allah SWT tersebut. Namun Azazil (Iblis) malah membangkang. Di menolak melaksanakan perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Adam karena lesombongannya. Sejak saat itulah Iblis dijadikan simbol dari kesombongan, tentang takabur, tentang selalu berbangga diri. Sifat-sifat inilah yang kemudian ditularkan oleh Iblis agar tersesat dari jalan Allah SWT.

Iblis berkata,
"Ya Allah, aku (memang) lebih baik dibandingkan Adam. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah."

Karena penolakan itu, Allah SWT berfirman agar iblis keluar dari Surga-Nya.

Iblis Mendirikan Istana di Lautan

Nah, sejak Iblis terlempar dari Surga, Iblis membangun singgasana dan istana di lautan. Hal itu dimaksudkan untuk menandingi Arsy Allah SWT yang berada di atas air di langit ke tujuh.

Dalam sebuah riwayat Imam Ahmad ra, Rasulullah SAW bersabda,
"Apa yang kamu lihat?"
"Saya melihat singgasana di atas lautan yang dikelilingi oleh beberapa ular," jawab Ibnu Sayyad.
"Dia telah melihat singgasana iblis," sabda Rasulullah SAW.
(H.R. Ahmad).

Sedangkan menurut Ibnu Katsir dalam bukunya yang berjudul "Al-Bidayah Wanniyah" menjelaskan bahwa Iblis mempunyai banyak tentara dan memilih lautan sebagai istana. Seperti diketahui bahwa luas lautan mencapai tiga perempat dari bumi. Oleh karena itulah ia menempatkan kerajaannya di lautan agar ia lebih leluasa memerintah bala tentaranya yang jumlahnya sangat banyak sehingga memerlukan pusat kerajaan yang luas. Sedangkan lautan adalah daerah yang sangat luas.

Lalu dimakakah tepatnya istana Iblis berada?
Siapakah bala tentara Iblis sebenarnya itu?
(Search saja di blog Kisah Teladan Islami ini).

Demikian Kisah Istana Iblis di Lautan, dan tetap nantikan kisah-kisah iblis yang lainnya hanya di blog ini selanjutnya.
Wassalamu'alaikum wr. wb.

Selasa, 23 April 2013

Dahsyatnya Suara Rasulullah SAW

Assalamu'alaikum wr. wb

Rasulullah SAW memang memiliki banyak mukjizat. Hampir semua mukjizat para Nabi berada pada diri Rasulullah SAW. Salah satu mukjizat Rasul adalah memiliki suara yang cukup dahsyat, bahkan suara Rasulullah SAW bisa di dengar dari jarak yang jauh sekali.
Pengeras suara juga tidak ada, namun kok bisa didengar oleh banyak manusia dari jarak yang cukup jauh suara Beliau itu, sungguh mukjizat yang tiada tara.


Kisahnya

Banyak di antara mukjizat Nabi Muhammad SAW yang seringkali ditunjukkan kepada para sahabat. Salah satunya adalah mukjizat Rasulullah SAW yang memiliki suara yang merdu sekali, sehingga nyaman dan indah didengar oleh telinga.

Seperti halnya penuturan Anas ra dalam sebuah riwayatnya, Rasulullah SAW bersabda,
"Bahwa Allah tidak mengutus seorang Nabi melainkan bermuka tampan dan bersuara merdu. Sedangkan Nabimu adalah yang terbagus raut mukanya dan merdu suaranya,"
(HR. At-Tirmidzi).

Suara Rasulullah SAW ternyata tidak hanya merdu saja, namun juga memiliki kekuatan suara yang cukup dahsyat sehingga orang-orang jauh pun bisa mendengar suara beliau.

Banyak Riwayat yang Mengisahkan

Istri Beliau, Rasulullah SAW yang bernama Aisyah, pernah menceritakan bahwa pada suatu ketika, tepatnya pada hari Jumat, Rasulullah SAW sedang duduk di atas mimbar di masjid. Ketika itu Rasulullah SAW bersabda kepada para manusia,
"Duduklah kalian."

Sabda Rasulullah yang demikian itu ternyata tidak hanya didengar oleh orang-orang yang berada di masjid itu saja, akan tetapi didengar pula oleh Abdullah bin Rawahah yang pada saat itu sedang berada di wilayah Bani Graham. Saat itu Abdullah bin Rawahah pun langsung duduk di tempat yang jaraknya cukup jauh dari masjid itu. Padahal saat itu belum ada pengeras suara seperti saat ini.

Dalam riwayat lainnya, Abdurrahman bin Mu'adz yang juga termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW menceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW sedang menceramahi para sahabat-sahabatnya di Mina.

Rasulullah SAW bersabda,
"Bawalah kerikil untuk melempar."

Demikian ucap Rasulullah SAW ketika membimbing para sahabat untuk beribadah.
Sementara itu Abdurrahman sendiri ketika itu berada jauh dari Rasulullah SAW, namun ia bisa mendengar suara beliau ketika mengajari para sahabat tentang tata cara beribadah.

Tidak hanya itu, pada suatu ketika, Bara' bercerita bahwa Rasulullah SAW pernah berceramah kepadanya dan para sahabat di sekelilingnya. Namun suara Rasulullah SAW ketika itu ternyata mampu didengar oleh para muslimah yang berada dalam kamar pingitan mereka.

Suara Dapat Didengar dari Jarak Cukup Jauh

Pengalaman lainnya juga diungkapkan oleh Ummu Hani. Ia menuturkan bahwa pada suatu malam ketika dirinya sedang membaringkan punggung di rumahnya. Suasana ketika itu cukup sepi, namun tiba-tiba ia mendengar suara Rasulullah SAW. Ummu Hani merasa heran, dari itu ia mencoba mencari-cari Rasulullah SAW di rumahnya. Namun ternyata Rasulullah SAW tidak ada di rumahnya saat itu.

Pada saat yang bersamaan, ternyata Rasulullah SAW ketika itu sedang berada di sisi Ka'bah. Sedangkan rumah Ummu Hani dan Ka'bah memiliki jarak yang cukup jauh sekali.

Ummu Hani menceritakan apa yang disabdakan Nabi adalah sebagai berikut.
Rasulullah SAW bersabda,
"Wahai orang-orang yang beriman, dengan lidahnya dan tak memurnikan keimanan dari hatinya, janganlah kalian memfitnah kaum muslimin dan janganlah kalian mencari-cari cacatnya. Dan barangsiapa yang cacatnya dicari-cari oleh Allah SWT, maka Dia akan membuka kejelekan di tengah rumahnya."

Subhanallah...
Ucapan Rasulullah SAW tersebut mampu menembus dinding pembatas rumah-rumah para penduduk ketika itu. Sehingga banyak muslimah yang berada di dalam kamarnya juga mampu mendengar apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW tersebut, termasuk Ummu Hani. Padahal jarak mereka dengan Rasulullah SAW cukup jauh dan tidak ada pengeras suara.

Subhanallah....

Kamis, 18 April 2013

Kerasnya Suara Api Neraka Jahanam

Assalamu'alaikum wr. wb.

Siksa dan kepediahn api Neraka Jahanam begitu menggelegar dengan keras. Dalam kitab Bidayatu Hidayah disebutkan bahwa kerasnya suara neraka Jahanam dapat didengar hingga lima ratus tahun perjalanan.
Sungguh suatu suara yang sangat panjang untuk didengarkan. Para malaikat saja merinding, apalagi manusia dan makhluk lain.


Kisahnya

Dalam Kitab Bidayatul Hidayah disebutkan bahwa gema nyala api Neraka Jahanam begitu sangat mengerikan sehingga membuat merinding siapa saja yang mendengarnya, sekalipun dia adalah malaikat. Suara menggelegar dan mengerikan hingga dapat didengar 500 tahun perjalanan, merupakan sebuah angka yang sangat panjang buat manusia di dunia ini.

Malaikat-malaikat yang bertugas didalamnya pun sangat ketakutan, bulu kuduk merinding, meski para malaikat itu telah mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Tak pelak lagi, para penghuninya merintih, menjerit serta melolong seperti keledai yang meringkik dengan keras.

Para penghuni neraka Jahanam akan menangis smpai-sampai air matanya habis. Kalau air mata sudah habis, maka yang keluar adalah darah, bukan air mata lagi.
Rasulullah SAW bersabda,
"Wahai manusia sekalian, menangislah. Jika tidak dapat menangis, maka paksakan dirimu untuk menangis. Karena sesungguhnya ahli neraka itu akan terus menangis hingga air matanya mengalir seperti air yang mengalir di sungai. Sampai air mata itu habis dan matanya pun pecah-pecah. Seandainya ada perahu yang diletakkan di situ, niscaya berlayarlah ia."
(HR. Ibnu Majah).

Rasa Putus Asa Penghuni Neraka Jahanam

Kelak semua yang di neraka Jahanam sangat memohon agar dapat dikeluarkan dari siksa neraka. Mereka benar-benar sudah tidak tahan lagi. Rasa putus asa, bahkan frustasi sudah mencapai puncaknya.

Penghuni neraka berkata,
"Wahai malaikat, tolong keluarkan kami dari sini, kami berjanji akan beramal saleh jika kami dikembalikan lagi ke alam dunia."

Namun, harapan mereka kosong, jelas tak ada arti. Doanya pun sia-sia belaka. Keinginannya hanya sebatas lidah saja.
Para malaikat berkata,
"Sesungguhnya kalian akan tetap di neraka ini."

Para penduduk neraka merasa iri dengan apa yang Allah SWT berikan kepada para penduduk surga. Penghuni surga mendapatkan bonus besar berupa makanan, minuman dan fasilitas lainnya yang sangat mewah, nikmat dan lezat.

Para penghuni neraka merengek-rengek.
Mereka berkhayal, sekiranya di antara penduduk surga ada yang mau memberikan sedikit saja makanan dan minumannya, alangkah bahagianya mereka.

Sungguh Sangat Mengerikan

Sebenarnya di antara penduduk surga ada yang melihatnya dan merasa iba. Hampir-hampir saja mereka memberikan barang-barang miliknya. Namun, Allah SWT segera mengharamkan makanan dan minuman itu bagi penduduk neraka.

Penjelasan tersebut tertulis dalam Ayat Suci Al Qur'an, Surat Al A'raf ayat ke 44 dan 50.
Allah SWT berfirman,

وَنَادَى أَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابَ النَّارِ أَنْ قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا قَالُوا نَعَمْ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ أَنْ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ

Atinya:
Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): "Sesungguhnya Kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan Kami menjanjikannya kepada kami. Maka Apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" mereka (penduduk neraka) menjawab: "Betul". kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim,"
(QS. Al-A'raf: 44).

Allah SWT berfirman,

وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ

Artinya:
Dan penghuni neraka menyeru penghuni syurga: "Limpahkanlah kepada Kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu". mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir."
(QS. Al-A'raf: 50).

Demikianlah keadaan proses penyiksaan manusia di Neraka Jahanam yang luar biasa mengerikan. Tak seorang pun yang bisa menolong kecuali atas izin Allah SWT.

Selasa, 16 April 2013

Ketika Iblis Hendak Bertobat

Assalamu'alaikum wr. wb.

Iblis memang dikenal sebagai biang kemungkaran manusia. Dengan berbekal segudang cara menyesatkan dan penuh kesombongan, mereka akan sekuat tenaga menghalangi manusia untuk bersujud kepada Allah SWT. Hingga Iblis pun selamanya akan menjadi makhluk yang dilaknat oleh Allah SWT.

Iblis laknatullah ternyata pernah mempunyai keinginan untuk bertobat. Namun demikian, tobat yan akan dilakukannya tidak benar-benar tulus sehingga tobat itu pun tertolak. Kemudian Iblis tetap bersikukuh untuk menggoda manusia hingga hari kiamat.


Kisahnya

Pada suatu waktu, Iblis berkeinginan untuk bertobat. Dalam sebuah kitab dikisahkan bahwa Iblis berjumpa dengan Nabi Musa as. Dalam perjumpaan itu Iblis meminta bantuan Nabi Musa as untuk bertobat.

"Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah SWT dan Dia telah berkata kepadamu secara langsung, ucap Iblis kepada Nabi Musa as waktu itu.
"Memang benar apa yang kamu katakan, apa yang kamu inginkan dariku?" tanya Nabi Musa as kemudian.
"Wahai Musa, aku mau kamu menolongku, katakan kepada Tuhanmu bahwa kami ingin bertobat kepada-Nya," ujar Iblis.

Bertemu Malaikat Jibril

Lemudian Nabi Musa as berdoa dan menyampaikan apa yang diucapkan oleh iblis. Sesaat kemudian setelah menerima wahyu dari Allah SWT, Nabi Musa as berkata bahwa Allah SWT akan menerima tobatnya dengan syarat iblis harus mau bersujud di makam Nabi Adam as. Begitu mendengar penuturan Nabi Musa as, iblis dengan tegas dan langsung menolak.

Dengan penuh kesombongan, iblis berkata,
"Wahai Musa, sewaktu Adam hidup di surga saja aku tidak mau bersujud, maka aku juga tak mau sujud kepadanya sesudah dia mati."

Sedangkan dalam kisah yang lain dituturkan, iblis pernah memohon pertolongan kepada Malaikat Jibril untuk bertobat. Sebagai pemimpin para malaikat, Jibril pun memberikan tiga syarat kepada iblis agar tobatnya bisa diterima oleh Allah SWT. Ketiga syarat tersebut adalah,
Membaca istighfar.
Menyesali semua dosa yang pernah dibuatnya serta bertekad untuk tidak mengulanginya.

"Lalu apa syarat yang ketiga?" tanya Iblis.
"Untuk syarat yang ketiga, Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi kuburan Adam, bersujud pada Adam dan bersaksi bahwa Adam adalah makhluk yang dipilih Allah SWT untuk menjadi khalifah, pengurus, pengemban tanggung jawab di bumi," jelas Malaikat Jibril.

Namun seketika itu juga, iblis langsung terdiam.
Sehingga Jibril pun bertanya kembali akan kesanggupan iblis untuk memenuhi perintah Allah SWT tanpa menawar.
Malaikat Jibril bertanya,
"Bagaimana? Apakah engkau sanggup? Sungguh tinggal satu hal ini saja yang belum pernah engkau lakukan sejak Adam diciptakan dahulu."

Iblis Tetap Sombong

Akan tetapi, iblis tetap saja terdiam. Setelah beberapa kali ditanya oleh Malaikat Jibril, iblis pun akhirnya angkat bicara,
"Aku diciptakan dari ap sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Aku lebih baik daripada Adam. Tapi kenapa aku harus sujud kepada Adam? Bukankah seharusnya Adam yang sujud kepadaku?"

Iblis melanjutkan bicaranya,
"Dulu Adam masih hidup saja aku tidak sudi bersujud padanya. Tak akan pernah aku berubah pikiran dalam hal ini. Kehadiran Adam membuatku tersingkir dari kedudukan mulia bersama malaikat. Sakit hatiku masih tersisa hingga kini. Dahulu, hari ini, dan sampai kiamat, aku tetap takkan sudi bersujud kepada Adam."

Sampai akhirnya iblis pun tetap tak mau untuk bersujud kepada Adam sehingga gagallah upaya tobat yang diharapkan sebelumnya.

Kamis, 11 April 2013

Metod Al-Quran bi Al-Quran (QbQ) Mukjizat Abad ke-21

Qur'analyst/pengarang: Khalid Yong   khalidyong@gmail.com


Alhamdulillah bersyukur kehadrat Allah SWT kerana maseh diberi masa, ruang dan peluang untuk kita semua meneruskan pengkajian kitab Al-Quran, kitab yang maha agung, yang lebih baik dari segala-gala kitab samada yang sedang mahupun yang akan dikarang (Al-Quran Yunus 10:58), lebih baik dari "kitab" super-super komputer.



Marilah kita berselawat dan salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, seluruh ahli keluarga baginda, sekalian nabi dan rasul, para sahabat dan para tabiin, juga kepada seluruh pejuang Islam, para alim-ulama, para pembaca dan seluruh muslimin/mat dan mukminin/nat. 

Dengan izin Allah SWT kita berjumpa lagi dalam siri "Kajian Al-Quran dan ICT", iaitu kajian ayat Quran dengan metod Al-Quran bi Al-Quran (QbQ). Konsep QbQ ini telah digunakan dengan meluas dalam industri ICT (komputer) misal semantic web, DB management system (DBMS), Knowledge Base System (KB), Artificial Intelligence (AI), Expert System (ES), Business Intelligence (BI), dan sebagainya. Metod yang digunakan Barat ini hanyalah 1% dari metod QbQ yang dijelaskan di dalam Al-Quran, kenapa umat Islam tidak mahu bersungguh-sungguh mengkaji ilmu dan teknologi QbQ ini?  

QbQ ini adalah satu mukjizat dan rahmat terbesar dari Allah SWT kepada seluruh manusia bagi abad ke-21 ini. Oleh itu saya ingin menyarankan kepada setiap universiti yang "berlabelkan Islam" supaya mewajibkan setiap pelajar mengambil kursus "overview QbQ", dan kepada pelajar dalam jurusan Islam terutama pengajian Al-Quran dan Al-Hadith supaya mengambil 2-3 subjek QbQ sebab mereka akan menjadi sumber rujukan, menjadi pengkaji dan penjana ilmu-ilmu dari kitab Al-Quran.

Saya yakin sesiapa sahaja yang belajar dan faham metod QbQ ini, hati mereka akan terusik, terpesona, kagum dan ta'jub dengan kehebatan, kecanggihan dan ketinggian kitab Al-Quranul Karim. Tentu mereka akan tertanya-tanya bagaimana kitab Al-Quran yang diturunkan pada 1,400 yang lampau boleh mengandungi ilmu yang lebih hebat dari super-super komputer.


QbQ Mukjizat Abad ke-21


Marilah kita semua berganding bahu bersatu tenaga bersama-sama menjayakan metod QbQ ini sebab metod QbQ yang kita bina ini, yang berasaskan ICT (komputer) barulah hanya 1% dari apa yang terkandung dalam Al-Quran. Sekiranya umat Islam mahu kembali menjadi khalifah dunia, mahu kembali membina keagungan dan ketamadunan Islam, marilah kita semua sama-sama kembali kepada kitab Al-Quran yang penuh dengan mukjizat ini.

Pada hakikatnya tidak ada metod Al-Quran bi Al-Quran (QbQ) sebab nama "Al-Quran" itu sendiri sudah pun membawa makna "perhubung-kaitan antara sesama ayat Quran", sudah pun bererti QbQ. Sama seperti "database", tidak ada orang sebut "database dengan database" sebab orang sudah faham "database" itu bermakna "datanya berhubung-kait sesama sendiri". 

Kita janganlah salahkan sesiapa, jangan salahkan para alim ulama agama sebab mereka juga sudah bekerja keras, sudah bertungkus-lumus untuk menjayakan metod Al-Quran bi Al-Quran (QbQ) ini, namun sehingga abad ke-20 tidak ada yang menyerlah. Ini semua adalah kahendak dan ketentuan Allah SWT, Dia mahu membuktikan kepada manusia bahawa Al-Quran itu kitab yang sesuai sepanjang masa dan zaman. Maka mukjizat-mukjizat yang terkandung di dalamnya "dilepaskan", dikeluarkan berdikit-dikit (tidak sekali gus) dari zaman ke zaman. 

Sekarang zaman ICT dan super-super komputer, maka Allah SWT membuktikan bahawa Al-Quran itu lebih hebat dan lebih canggih dari super-super komputer! Allah SWT telah "melepaskan" satu lagi mukjizat hebat dari kitab Al-Quran iaitu metod QbQ, yang lebih hebat dari ICT dan super-super komputer, untuk membuktikan Al-Quran kitab yang melampaui zaman dan peradaban, yang sesuai hingga ke hari kiamat.


  
Membina Teleportation


Saintis Barat sudah hampir ke tahap tepu, sudah hampir ke tahap maksima, sudah tidak boleh pergi lebih jauh lagi. CERN (hadron collider) dan Fermilab (particle accelarator) sudah berjaya memecahkan "proton" iaitu satu unsur dalam nuklues (bukannya kereta "proton" saga buatan Malaysia). Mereka tidak akan mampu memecahkan foton atau elektron sebab ianya terlalu halus, terlalu-lalu kecil iaitu berada pada tahap "semi-fizikal", "semi-ghaib", "semi-existence". Kalau pun mereka mampu, hanyalah membuat model matematik sahaja.



Tetapi umat Islam, ada Al-Quran kitab yang dapat menjelaskan segala perkara, segala hukum dan peraturan alam baik yang fizikal (berjisim) mahupun yang meta-fizik, "beyond physic", yang ghaib, yang tidak berjisim. Sekira umat Islam mahu "memintas" kehebatan Barat, misalnya mahu menjana ilmu dan membina enjin "teleportation" maka tidak ada jalan lain selain kembali kepada Al-Quran, sama-sama  membina QbQ.




Hanya dengan Al-Quran sahaja manusia boleh membina teknologi hebat seperti "teleportation" sebagaimananya yang dijelaskan di dalam surah An-Naml 27:38-40 iaitu "boleh memindahkan Istana kerajaan Ratu Balqis dalam sekelip mata sahaja". Di dalam ayat 27:40 ini Allah SWT menjelaskan ilmu-ilmu orang kafir tidak dapat menandingi ilmu-ilmu dari kitab Al-Quran. Apa yang kita lihat dalam filem "Star Trek" hanyalah lakonan sahaja, namun Al-Quran menjelaskan ilmu dan teknologi "teleportation" memang benar-benar wujud dan sudah pun berlaku. Adakah anda tidak percaya? Adakah anda kata Al-Quran itu cerita-cerita karut dan dongeng?




Pada surah Al-Anbiyak 21:5, Allah SWT menjelaskan segala apa yang dijelaskan di dalam Al-Quran adalah benar belaka, bukannya cerita karut, bukannya dongeng, bukannya khayalan. Bagaimana mahu mengeluarkan 10 lautan-dakwat ilmu dari Al-Quran? Marilah kita sama-sama berusaha dan bersatu tenaga membina Quranpedia yang berasaskan metod QbQ. 


Metaphysic: Beyond Matter, Beyond Energy

Pada abad ke-21 ini, sains fizikal atau sains berjisim akan sampai ke tahap kemuncak. Makmal CERN dan Fermilab yang bernilai beratus bilion ringgit itu akan menjadi seperti "reban ayam" berbanding dengan makmal Quranpedia. Makmal CERN dan Fermilab tidak akan mampu mengkaji fenomena sains metafizik, sains "semi-ghaib", sains yang tidak boleh diteka (unpredictable), yang tidak boleh diuji dalam makmal.

Insyaallah, Makmal Quranpedia akan menjadi makmal pertama di dunia yang mengkaji dan menjana ilmu sains, menjana ilmu hukum-hakam alam, menjana ilmu reality, ilmu kewujudan, ilmu existency, secara filosofi, secara ilmu mantik, secara ilmu kalam, secara ilmu usul logik seperti yang dijelaskan di dalam Al-Quran. Apabila sampai tahap sub-atomik, tahap elektron, foton, meuon, nutrino, tahap semi-ghaib, tahap ghaib, tahap metafizik, maka makmal-makmal yang berasaskan fizikal tidak akan berfungsi lagi. Makmal-makmal ini tidak akan mampu mengkaji perkara-perkara ghaib seperti "nyawa" (menukar hidup ke mati, dan sebaliknya), iaitu unsur utama dalam teknologi "teleportation", tetapi Al-Quran telah menjelaskannya.



Pada ayat Al-An'am 6:95 Al-Quran menjelaskan tentang "pembelahan nukleus" dan tentang "penukaran dari hidup ke mati, dan sebaliknya", dan pada siri yang lepas kita sudah mengkaji ayat n-Nahl 16:48 yang menjelaskan tentang E=MC2, yang mejelaskan tentang bagaimana segala makhluq dijadikan. Ilmu dan teknology menghidupkan yang mati dan mematikan yang hidup yang dapat dikaji melalui kitab Al-Quran sahaja.

Saintis Barat tidak akan dapat mengkaji "daakhirun" dalam makmal fizikal sebab makmal fizikal hanya dapat mengkaji "real particle", bukan "bayang-bayang" partikel. 



Al-Quran bukan sahaja menjelaskan tentang kejadian segala makhluq Allah, malah menjelaskan dengan mendalam tentang kejadian makhluq yang hidup, iaitu daripada air.




Kajilah ayat Al-Anbiyak 21:30 di mana Allah menjelaskan benda hidup dijadikan dari air. Semua "clue" dan usul yang diperlukan untuk menjana ilmu dan teknologi "teleportation" sudah dijelaskan dalam Al-Quran seperti memecah nukleus, mematikan yang hidup dan menghidupakan yang mati, dan sebagainya. Masih tidak percayakah kita bahwa Al-Quran menjelaskan ilmu dan teknologi "teleportation" dengan jelas lagi terperinci?

Oleh yang demikian sekali lagi saya menyeru kepada para pembaca. para pengkaji, para saintis, para ICTis, para alim ulama di mana saja berada, marilah kita sama-sama bekerjasama membina prasarana ilmu "Quranpedia" yang berasaskan QbQ. Marilah kita sama-sama menjana ilmu dan teknologi baru. Marilah kita sama-sama mengembalikan keagungan Islam, dan meletakkan agama Islam pada tanda-aras yang sebenarnya, selayaknya, yang sesuai dengan agama yang maha benar, yang maha suci, yang telah diberikan kitab yang maha agung, yang maha hebat, kitab Al-Quranul Karim.



Al-Quran "Evergreen" Bermukjizat Sehingga Kiamat

Metod mengkaji ayat-ayat Al-Quran secara QbQ ini tidak pernah diberi "nafas baru" sejak ianya mula-mula diturunkan 1,400 tahun yang lampau. Kalau kita merujuk kepada kitab "Ulumul Quran" yang ada sekarang, metod QbQ ini boleh diajar dalam masa tidak sampai 30 minit. Padahal metod QbQ ini satu mukjizat yang teramat hebat, yang tidak akan habis dikaji dan dipelajari walaupun untuk 1,000 tahun lagi.

Al-Quran tidak seperti buku-buku biasa. Al-Quran bersifat "tasrif", bersifat rekersif. Sifat rekersif inilah yang menjadikan Al-Quran itu "evergreen", sentiasa relevan, sentiasa dapat menjana ilmu-ilmu baru yang bermanfaat kepada manusia. Apabila kita belajar ilmu-ilmu ICT (komputer), barulah kita faham rupanya Al-Quran itu sendiri sudah terlebih dahulu mengandungi ilmu-ilmu ICT. 

Sekiranya Al-Quran itu sama seperti buku-buku biasa, ianya sudah lama menjadi "gajah putih", sudah lama obsolete dimakan zaman. Tetapi lihatlah pada ayat Ar-Ra'd 13:7.




Ayat Ar-Ra'd 13:7, menjelaskan bahwa mukijizat Al-Quran (yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW) bukan habis pada zaman baginda sahaja, malah akan terus terserlah pada sepanjang zaman dan peradaban. Lihatlah bagaimana Al-Quran merentasi pelbagai zaman seperti menghadapi cabaran zaman peradaban bahasa dan kesusasterawanan, menghadapi zaman peradaban filosofi dan mantik, zaman peradaban sains dan teknologi, dan kini zaman peradaban ICT dan komputer.  

Insyaallah, Metod QbQ yang sama-sama kita bina ini akan membuktikan Al-Quran lebih hebat dari super-super komputer, lebih terkehadapan dari zaman dan tamadun ICT. Ada yang bertanya bagaimana "propositional logic" dapat menjana ilmu-ilmu baru "unlimited knowledge" untuk menjelaskan segala perkara sedangkan Al-Quran hanya mengandungi 6,666 ayat?


"Ahsanal Hadith" = Speech Act Theory (Teori Tindakan Percakapan)

Jawapannya ialah pada ayat Az-Zumar 39:23 iaitu "Ahsanal Hadith" atau "speech act theory" atau "teori tindakan/perlakuan percakapan". Apabila diQurankan ayat 39:23 dengan ayat 3:7, maka kitab Al-Quran akan menjadi kitab yang amat kaya dengan usul-usul, penuh 10-lautan usul (oceans of propositions, trilions of propositions), infiniti!

Saya berharap akan ada para cendiawan Islam yang akan membuat "teori perlakuan percakapan" seperti yang dibuat oleh John Searle yang antara lain menjelaskan tentang tindakan-tindakan "perlocutionary", "illocutionary", dan locutionary". Oleh kerana belum ada lagi para alim ulama bahasa dari pakar-pakar Al-Quran dan Al-Hadith yang mengeluarkan "teori perlakuan percakapan" seperti yang dikahendaki Al-Quran (ayat Az-Zumar 39:23), maka saya mengguna-pakai teori Barat yang ada ini.




Insyaallah kita akan liputi (cover) topik ini dengan lebih mendalam di siri-siri akan datang. Maka teori perlakuan/tindakan percakapan inilah yang akan membolehkan "propositional logik" (logik mantiq) menjana pelbagai usul dan seterusnya menjana ilmu-ilmu baru. Masyaallah hebatnya Al-Quran! Tetapi untuk mengeluarkan pelabagi usul, para pembaca mesti faham dan arif dengan maksud dan kahendak ayat-ayat "muhkamat", "mutasyabihat", dan larangan Allah SWT "ma-tasyabaha-minhu" iaitu jangan sama sekali menyamakan segala usul dengan sifat dan zatNya.



Al-Quran Kitab Usul Yang Diulang-ulang (mutasyabihan mathaani)  

Saya berharap para pembaca akan mendapat sedikit idea, nampak bayang-bayang kenapa kita disuruh mengkaji ayat-ayat mutasyabihat dan kita tidak boleh mengatakan ianya ayat-ayat yang samar-samar yang mesti ditinggalkan, yang mesti dijauhi. Umat Islam akan terus mundur kebelakang sekiranya maseh lagi berpegang bahwa ayat-ayat mutasyabihat adalah ayat-ayat yang mesti dihindari, yang tidak boleh dikaji.  




Allah SWT menyatakan seluruh kitab al-quran 6,666 adalah ayat-ayat muhkamat, dan Allah SWT juga mengatakan seluruh ayat-ayat al-Quran 6,666 ayat adalah juga ayat-ayat mutasyabihat. Malah 6,666 ayat mutasyabihat itu boleh diulang-ulang lagi, menjadi 10,000 ayat, menjadi 20,000 ayat, menjadi sejuta ayat, menjadi beratus-ratus juta ayat hinggalah ke infiniti.

Tidakkah konsep "kitaban mutasyabihan mathaani" ini tersangat hebat? Masyaallah!



Al-Quran Lebih Hebat Dari Alam Cakerawala

Dalam ayat 51:20-21 Allah SWT menyuruh manusia mengkaji alam-raya, suruh mengkaji dalam diri sendiri; yang menyambut seruan ini ialah para saintis Barat. Malang sekali segelintir alim ulama Islam asyik bercakaran sesama sendiri, asyik kafir mengkafir, dan menanam perasaan benci-membenci sesama sendiri sebab mereka berbeza pendapat tentang zat dan sifat Allah. Apa yang Allah larang, itulah yang mereka buat. Allah melarang manusia mengkaji sifat dan zat Allah, Allah melarang berbahas tentang "ma-tasyabaha-minhu". Dalam ayat 42:11 dan 6:103 Allah menjelaskan manusia tidak akan faham hakikat Allah SWT, tidak faham zatNya.

Kalaulah hal-hal tentang alam ini sendiri pun manusia tidak dapat memahami sepenuhnya, bagaimana mungkin manusia memahami sifat dan zat Allah SWT. Cuba kita bayangkan kita ini seperti seekor semut, dan kita berjalan-jalan di atas keyboard komputer, kita tidak pernah dan tidak akan tahu pun tentang komputer, yang kita tahu hanya alam kita iaitu mencari madu dan gula. Kalaulah terjumpa gula dicelah-celah keyboard maka kita fikir komputer itu berguna (berguna sebab ada gula, bukannya sebab ada komputer, bukan sebab kecanggihannya!). 

Kita lihat bagaimana Allah SWT mencipta dan mengatur alam ini, lihat bagaimana matahari yang panas itu boleh terapung-apung di ankgas, bagaimana bulan mengelilingi bumi, dan bagaimana berbilion-bilion cakerawala lain bergerak dengan teratur dan harmoni. 



Kita lihat pula dalam diri kita sendiri bagaimana Allah SWT menyusun 100,000,000,000 sel-sel (100 trilion), dan dalam setiap sel ini terdapat 6,000,000,000 pasang DNA (6 trilion)! Dan cuba kaji bagaimana trilion of trilion DNA ini berfungsi dan berkomunikasi sesama DNA lain dalam kromosom atau nukleus (gene expression), dalam selnya sendiri atau dengan 100 trilion sel-sel lain misalnya untuk mengeluarkan kod mRNA (menjana protin) atau membentuk sel-sel khusus untuk kegunaan organ tertentu? Proses ini berlaku setiap detik, setiap saat dalam setiap DNA segala kehidupan seperti manusia, binatang, dan tumbuhan. Dan segalanya sudah ditulis di dalam kitab Al-Quranul Karim.



Al-Quran Menjelaskan Hukum Alam



Di dalam ayat Al-Hadid 57:22 Allah SWT menjelaskan segala hukum-hakam dan peraturan alam sudah pun ditulis di dalam kitab Al-Quran. Allah menjelaskan segala hukum dan peraturan ini tidak akan diubah, tidak akan ditukar, maka sebab itu para saintis boleh mengeluarkan pelbagai formula seperti E=mc2, Newton Laws, Thermodynamic Laws, dan sebagainya.

Kenapa kita tidak boleh nampak segala hukum dan "Laws" ini tercatit dengan jelas dalam Al-Quran? Mana dia E=mc2, apa yang jelas (mubin)? Sebab itu ada segelintir alim ulama bertanya "Ayat mana yang menjelaskan tentang solat zohor (4 rakaat), solat maghrib (3 rakaat)", dan sebagainya. Inilah cabaran besar yang saya hadapi apabila berbincang dengan segelintir para alim ulama. Saya tidak dapat menjawab soalan mereka sebab saya bukanlah pakar agama, sepatutnya merekalah yang mengkaji dan memberitahu kepada saya. Bukannya cuba menghasut saya supaya menjadi ragu-ragu,  menjadi tidak yakin kepada Al-Quran. 

Misalnya  katakan saya ini seorang pembuat pukat (untuk menangkap ikan), maka saya tahu pelbagai jenis pukat, macamana nak design pukat, jenis-jenis benang, pelampung dan batu pemberat, dan sebagainya. Tetapi jangan tanya saya di mana terdapat banyak ikan kembong, ikan tenggiri, ikan salmon, macam nak buat minyak ikan, vitamin apa yang ada dalam ikan keli, dan sebagainya. Saya kaji Al-Quran dari perspektif ICT, jadi saya "nampak" ilmu-ilmu ICT (komputer) dalam Al-Quran, para ustaz pula pakar dalam bidang agama jadi mereka seharusnya nampak ilmu-ilmu agama dan peribadatan. Kalau mereka tidak nampak ilmu-ilmu agama dalam Al-Quran, janganlah disalahkan kitab Al-Quran, janganlah pula sanggup kufur dengan ayat-ayat Allah dan janganlah pula mengajak orang lain untuk sama-sama engkar, sama-sama kufur kepada janji dan penjelasan Allah (ayat-ayat Al-Quran).

Kalau mereka boleh terima dan percaya kitab komputer yang hanya ada dua huruf sahaja ("0" dan "1") boleh keluarkan segala ilmu, segala bentuk tulisan, gambar, dan suara kenapa mereka tidak boleh terima dan percaya bahwa kitab Allah (yang menggunakan 36 huruf) boleh menjelaskan segala perkara, boleh menjelaskan dengan mendalam lagi terperinci? Subhanallah! Ini semua adalah janji-janji Allah SWT bukannya rekaan atau pendapat saya sendiri.


Wajib Patuh SURUHAN dan LARANGAN Nabi Muhammad SAW

Saya bukanlah anti-hadith, sesiapa yang nak mengkaji hadith, membuka institut hadith, fakulti hadith, mahu mengkaji ayat-ayat Quran dengan menggunakan hadith, dan sebagainya dipersilakan. Saya juga menggunakan sunnah rasulallah SAW, kita WAJIB patuh kepada SEMUA SURUHAN Nabi Muhammad SAW, Nabi suruh umat Islam mengerjakan solat sebagaimana dia lakukannya maka kita semua wajib mengerjakan solat, Nabi Muhammad SAW suruh kita semua mengeluarkan zakat, maka wajib kita semua keluarkan zakat, Nabi suruh kita berpuasa di bulan Ramadhan maka kita semua wajib berpuasa di bulan Ramadhan, dan sebagainya. Kita semua WAJIB mengikut SEMUA suruhan Nabi Muhammad SAW samada iainya bertulis atau tidak bertulis.

Begitu juga sekiranya Nabi Muhammad SAW MELARANG kita minum arak, melarang berzina, melarang sembah berbahala, melarang menulis hadith-hadithnya (selain dari ayat-ayat Quran), dan sebagainya maka kita semua WAJIB juga PATUH, dan menjauhi segala LARANGANnya. Semua suruhan dan larangan ini dipatuhi oleh para sahabat, para taab'in, dan taabi' tab'in (100 tahun pertama Islam), tetapi selepas 100 tahun mereka tidak mahu lagi berpegang kepada larangan supaya jangan menulis hadith. Kita jangan bergaduh, kita jangan kata para ulama melakukan kesalahan sebab mereka membuat fatwa berlandaskan kepada dalil dan keperluan semasa.


Semua amalan peribadatan yang diwajibkan Al-Quran telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW dan dinyatakan dengan jelas; samada bertulis atau tidak ianya telah ditunjukkan dan diamalkan seperti yang disuruh oleh Nabi. Tujuan peribadatan ialah untuk mencapai keyakinan terhadap kekuasan dan ke Esaan Allah SWT, jangan menyengutukan Allah SWT dengan apa jua sesuatu. Allah SWT tidak menjadikan agama Islam untuk menyusahkan manusia, bukan untuk menyempitkan kehidupan manusia.



Oleh yang demikian perkara remeh-temeh seperti bolehkah menggunakan mikrofon untuk azan, bolehkah azan banyak kali (sebab terdapat banyak masjid/surau yang berdekatan menggunakan "loud-speaker"), bolehkah berwuduk banyak kali, bolehkah mandi junud banyak kali, dan sebagainya tidak sepatutnya menjadi isu besar. Yang penting ialah semakin hari keyakinan kita terhadap keesaan dan kekuasaan Allah SWT semakin bertambah, semakin padu, semakin solid. Kalaulah mandi junub banyak kali itu betul-betul dapat meningkatkan tahap keimanan, maka teruskan mandi sehingga puas? Kalau tidak, mandi sekali (setiap berjunub) cukuplah. Kemudian fokuslah sepenuh hati ketika solat (makna ayat-ayat Al-Quran) sehingga mencapai tahap keyakinan yang mantap.



Kenapa Nabi Muhammad SAW Puji Hanya 3 Genarasi Sahaja? 


Adakah Nabi Muhammad SAW tahu bahwa selepas 100 tahun (3 generasi) para ulama tidak lagi patuh kepada larangan nabi supaya tidak menulis hadith-hadith? Kita orang awam jangan buruk sangka kepada para ulama sebab apa yang mereka buat adalah satu maslahah, satu strategi demi untuk kebaikkan agama Islam. Dari Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhuma, bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:




Adakah hadith di atas ini bertentangan dengan ayat Al-Quran yang mengatakan umat Muhammad adalah sebaik-baik umat (Ali-Imran 3:110) yang dikeluarkan (sepanjang masa dan zaman)? Kenapa Nabi Muhammad SAW hanya berbangga dengan 3 generasi pertama sahaja (100 tahun sahaja)?  Apa yang sebenarnya yang hendak disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadith ini? Kenapa Nabi SAW begitu kecewa dengan umat selepas itu sehingga baginda pergi mengadu kehadapan Allah SWT yang mana kekecewaan Nabi Muhammad SAW ini dirakam di dalam Al-Quran (Al-Furqan 25:30)?




Apakah kesalahan yang paling besar yang telah dilakukan oleh umat Islam selepas 100 tahun itu sehingga menyebabkan umat Islam menjauhkan diri dan meninggalkan kitab Al-Quran?  Apakah faktor yang menjadikan iman mereka semakin terhakis dan menipis (terhadap kitab Al-Quran)? Apakah ciri-ciri utama yang terdapat pada 3 generasi pertama umat Islam, tetapi tidak ada lagi pada zaman sekarang ini? Kenapa pada 100 tahun pertama Islam tidak ada para sahabat, tidak ada para taabi'in, dan tidak ada para taabi' tabi'in yang berani menulis hadith-hadith Nabi?

Kita sekarang ini sedang mencari jalan terbaik bagaimana untuk mengembalikan semula kegemilangan agama dan umat Islam, bukannya terus bergembira dengan umat Islam yang ada pada hari ini yang amat dhaif lagi hina, yang berburuk-sangka dan bermusuhan sesama sendiri sehingga menjadi terlalu lemah sampaikan tidak mampu untuk mempertahankan diri sendiri! 

Oleh itu para ulama mestilah membuat kajian tahap manakah penolakkan dan penerimaan antara Hadith dan Quran di kalangan umat Islam, dan mesti berusaha membetulkan semula keadaan agar kitab Al-Quran diyakini sebagai kitab rujukan seharian (bukannya hanya setakat baca ayat kursi dan surah yasin sahaja tanpa mengetahui makna), dan dijadikan sebagai prasarana ilmu, dan di masa yang sama mesti berusaha untuk melengkapkan 600,000 hadith-hadith yang dikaji oleh Imam Bukhori agar ianya boleh dijadikan sumber rujukan yang lengkap.


Kenapa Kaji Al-Quran Tidak Hadith?

Saya ulang lagi sekali saya bukanlah anti-hadith. Saya sendiri cuba mengkaji hadith-hadith, cuba mencari 600,000 hadith yang dikatakan dihafal dan dikaji oleh Imam Bukhori (namun hanya mampu jumpa kira-kira 20,000 hadith sahaja - 3% sahaja). Kalau hanya terdapat 3% sahaja hadith bagaimana boleh kita mengkajinya. Misalnya kalau kita mahu mengkaji manusia, dan hanya ada 3% bahan sahaja (mungkin ada tangan sahaja), maka sudah tentu kita akan membuat konklusi bahawa rupa manusia adalah seperti tangan. Hasil kajian kita itu betul dan tepat (berdasarkan kepada sumber yang ada), tetapi adakah manusia itu seperti tangan?

Kita harus yakin dan percaya bahwa Imam Bukhori memang mengkaji lebih dari 600,000 hadith sebab kalau hadith menjelaskan segala ayat-ayat Al-Quran maka sudah tentu terdapat hadith-hadith yang menjelaskan tentang kejadian matahari, bulan, bintang, air, oksigen, hidrogen, DNA, komputer, wireless teknologi, dan sebagainya. Sudah tentulah terdapat beratus ribu hadith, atau berjuta-juta hadith. Tetapi di dalam sahih Bukhori terdapat kira-kira 10,000 hadith sahaja, lain-lain (590,000 hadith) mungkin tersimpan di mana-mana. Oleh itu sesiapa yang ada akses kepada kesemua hadith-hadith ini bolehlah membuat kajian mendalam. 

Disebabkan saya tidak dapat akses kepada khazanah 600,000 hadith ini, maka lebih baik saya tumpukan kepada kajian ayat-ayat Al-Quran. Sebab yang pertama ialah Allah SWT sendiri yang perintahkan umat Islam supaya mengkaji Al-Quran, Sebab ke-2 ialah, Allah SWT sendiri yang mengatakan Al-Quran itu sudah 100% lengkap dan sempurna, Allah SWT yang mengatakan Al-Quran menjelaskan segala perkara dengan mendalam lagi terperinci, tidak ada sesuatu apapun jua yang tertinggal (yang tidak dijelaskan oleh Al-Quran). Sebab ke-3 ialah Allah SWT telah berjanji bahwa hanya Kitab Al-Quran sahaja yang dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya, kepada kemenangan, kepada keagungan dan kemulian!

Dan apabila saya mengkaji ayat-ayat Al-Quran, semakin hari semakin terserlah kebenaran dan hakikat janji-janji Allah SWT. Saya dapat melihat sendiri ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan ilmu dan teknologi komputer seperti rekersif, ontologi, wireless communication, knowledge base, artificial intelligence, dan sebagainya. Kajian saya ini bukannya "ala kadar" sahaja, bukannya kerja "cut & paste", bukannya mereka-reka makna sendiri agar seolah-olah terdapat ilmu komputer dalam Al-Quran, tetapi memang benar-benar dari makna asal perkataan arab itu sendiri (yang terdapat dalam mana-mana kamus atau lexicon), dari susunan nahu dan kaedah bahasa Arab, dan sebagainya. Kemudian saya berbincang dengan para ulama seperti mufti, ahli majlis fatwa, guru-guru bahasa arab, dan bentang dipelbagai konferans antarabangsa yang dihadiri oleh para ulama dari pelbagai universiti Islam. Semuanya setuju, semuanya kata betul.



Al-Quran Mematahkan Logik Akal Manusia

Akal manusia mungkin mampu mengadakan pelbagai logik dan alasan untuk menolak segala kejadian dan penciptaan alam ini sebab mereka kata alam ini boleh terjadi dengan sendiri. Tetapi mampukah akal manusia menolak kehebatan Allah SWT mencipta Al-Quran? yang hanya dengan 6,666 ayat boleh menjelaskan segala perkara dengan mendalam lagi terperinci? 

OK, alam-universe boleh terjadi dengan sendiri, secara natural, secara evolusi, tetapi mungkinkah kitab Al-Quran boleh terjadi dengan sendiri? Kalau ianya boleh terjadi dengan sendiri kenapa tidak ada buku-buku lain, kitab-kitab lain yang terjadi dengan sendiri? 



Adakah mampu Nabi Muhammad SAW seorang yang ummi,yang buta huruf, yang tidak pandai menulis dan membaca, yang tidak pernah pergi ke sekolah, menulis sebuah kitab sehebat ini? Bagaimana dia mampu menyusun ayat-ayat Al-Quran sedemikian rupa seolah-olah dia seorang pakar dan pereka super-super komputer, pakar dalam ilmu KB, AI dan rekersif, pakar dalam ontologi dan web teknologi, pakar dalam ilmu komunikasi tanpa wayar, pakar dalam nuklear fizik, pakar dalam nanotek, dalam biotek, dan sebagainya? 

Tidakkah ini membuktikan bahawa Al-Quran yang lebih hebat dari sekalian alam ini juga ada penciptanya? Ada pengarangnya yang jauh lebih hebat dari Al-Quran itu sendiri? Kalaulah Tuhan itu boleh mencipta dan menjadikan Al-Quran, yang jauh lebih kompleks dan canggih dari alam ini, maka kenapakah maseh ada di antara manusia yang tidak percaya bahawa alam ini ada penjadinya dan ianya tidak terjadi dengan sendiri. 


Allah SWT kata "Al-Quran adalah Makhluq"

Tidak dinafikan kitab Al-Quran adalah lebih hebat dari segala kejadian lain, lebih hebat dari penciptaan alam cakrawala, penciptaan bintang-bintang, bulan dan matahari, tetapi ia tetap benda yang dijadikan Allah SWT. Ianya tidak terjadi dengan sendiri. 




Di dalam surah Az-Zukhruf ayat yang ke-3 (43:3) Allah SWT dengan jelas memberitahu kepada seluruh alam bahwa Al-Quran adalah kitab yang dijadikan, iaitu Allah SWT yang mencipta dan menjadikan kitab Al-Quran. (Saya berterima kaseh kepada pembaca yang ingatkan saya supaya berhati-hati ketika menyamakan Al-Quran dengan super-super komputer sebab dia kata Al-Quran itu bukan makhluk, mereka kata Al-Quran itu adalah sebahgian dari Allah SWT, Al-Quran itu adalah zat Allah SWT).

Cuba perhatikan ayat 43:3 (di atas) Allah SWT sendiri yang mengatakan Al-Quran itu adalah makhluk, benda yang Dia jadikan, sama seperti bulan, bintang, matahari, manusia, dan sebagainya semuanya Dia yang menjadikannya. Al-Quran bukanlah Tuhan (atau zat tuhan), sebab banyak nas-nas Al-Quran:

1) ayat 43:33 "kitab yang dijadikan", setiap benda yang dijadikan adalah makhluq.

2) ayat 85:22 "Al-Quran bertempat Di Luh-Mahfuz", setiap makhluq memerlukan ruang dan bertempat, tetapi Allah SWT tidak bertempat, tidak tertakluk kepada ruang dan masa. 

3) ayat 15:9 "Al-Quran perlu dijaga". Benda yang perlu dijaga adalah lemah, tetapi Allah SWT adalah maha perkasa.

Allah SWT tidak sama dengan segala makhlukNya (42:11), dan tidak ada satu makhluk pun yang mampu membuat apa-apa gambaran tentang Allah SWT (6:103). Allah menyamakan sifat makhluk dengan diriNya untuk menjadikan Al-Quran itu kitab yang mudah difahami, yang jelas (mubin), bukannya untuk memberitahu kepada manusia tentang sifat dan zatNya sebab kalau dijelaskan sekalipun tidak akan dapat difahami, tidak akan dapat digambarkan oleh otak dan minda manusia.


"Ma-Tasyabaha-Minhu" untuk Jadikan Quran Jelas (mubin)!

Yang menjadikan umat Islam terkeliru ialah sebab mereka tidak faham makna dan kahendak ayat-ayat muhkamat, mutasyabihat, dan ma-tasyabaha-minhu. Sila rujuk kepada artikel lepas "Quranpedia: Mutasyaabihat vs Ma-Tasyabaha-Minhu" tentang perkelasan ayat-ayat Al-Quran.


ayat "ma-tasyabaha-minhu" bermakna "apa yang Dia samakan denganNya", iaitu Allah melarang manusia mengkaji apa yang Dia samakan denganNya, melarang manusia mengkaji  sifat dan zatNya. Yang dilarang ialah mengkaji sifat dan zat Allah SWT, bukannya melarang mengkaji ayat-ayat "mutasyabihat". Malah ayat-ayat mutasyabihatlah yang Allah SWT suruh manusia kaji sebab ianya mengandungi petunjuk (hudan).

Misal apabila Allah kata "Dia menjadikan manusia dengan tanganNya", yang tidak dibenarkan ialah mengkaji "tangan Allah", bukannya ayat-ayat Al-Quran. Allah SWT menyuruh manusia mengkaji kesemua ayat-ayat Al-Quran, semua sekali 6,666 ayat. Yang dilarang, yang tidak dibenarkan ialah mengkaji sifat dan zat Allah. Misal mengkaji tentang kejadian manusia, manusia bebas membuat apa-apa usul, apa-apa bayangan tentang tangan Allah, samada 5 jari, 10 jari, 100 jari dan sebagai, tetapi janganlah beranggappan, janganlah berittikad bahawa Allah SWT itu ada tangan, ada jari, dan sebagainya. Dan kita janganlah melencong pula dari kajian kita, janganlah pula cuba mengkaji tangan Allah (yang hendak kita kaji ialah ilmu-ilmu yang terkandung dalam kejadian manusia dari tanah).



Dengan mengkaji ayat-ayat mutasyabihat (misalnya kejadian manusia dari tanah guna tangan Allah) ini maka manusia akan dapat menjana ilmu baru misal ilmu piezoelektrik dan piroelektrik, dan seterusnya dapat membina teknologi baru seperti nano generator untuk menghasilkan tenaga elektrik, menghasil "green energy" dari pergerakan kenderaan atas jalanraya seperti dibuat di negara Israel.



Kalam Allah: Impak Kenderaan Ke Atas Struktur Banguan

Kita ambil contoh lain. Ingat dan faham: Allah SWT menyuruh menusia mengkaji ayat-ayat Al-Quran (ayat-ayat mutasyabihat) dan melarang dari mengkaji zat dan sifatNya, yang disamakan dengan makhlukNya "ma-tasyabaha-minhu". Mari kita kaji ayat Al-Hasyr 59:21. Apabila mengkaji ayat ini teringat saya kepada soalan dari seorang pembaca iaitu dari seorang pensyarah dan juga jurutera awam (calon PhD).

Dia bertanyakan saya "bagaimana Al-Quran menjelaskan impak pergerakkan kenderaan ke atas struktur bangunan". Saya tidak dapat menjawab soalannya sebab saya tidak tahu (civil engineering bukan bidang saya), dan saya tidak dapat membantu apa-apa selain menyuruhnya mengkaji sendiri dalam Al-Quran.


Pertama sekali kita ambil ayat-ayat yang ada ontologi "struktur" seperti gunung-ganang, kapal-kapal, istana, dan sebagainya. Untuk ringkaskan cerita kita ambil ayat 59:21. Pada ayat ini Allah SWT menjelaskan struktur gunung akan hancur apabila Al-Quran diturunkan ke atasnya.

Apabila mengkaji ayat ini kita mungkin akan membuat banyak usul (propositions) misalnya Al-Quran sebagai "Kalam Allah". Oleh kerana Allah SWT tidak sama dengan makhlukNya, maka kita akan buat usul "kalam Allah menggunakan elektromagnetik". Al-Quran membenarkan kita membuat usul seperti ini, TETAPI melarang manusia dari berittiqad bahwa kalam Allah berelektromagnetik, ini tidak boleh.


Membina Pelbagai Usul

Al-Quran itu dikatakan "Kalam Allah" (6:115) agar manusia boleh faham dan boleh membuat pelbagai usul ke dalam ayat-ayat mutasyabihat; setelah membuat usul kalam Allah (elektromagnetik) maka kita akan kaji kesan dari elektromagnetik ke atas struktur bangunan sepert kesan dari bateri kereta, penggunaan hanfon, gps, peruwapan gasoline, dan sebagainya.




Allah SWT tidak melarang manusia membuat atau menukar usul ke dalam ayat-ayat Quran yang sedang dikaji, yang dilarang ialah mengkaji zat "Kalam Allah", mengkaji adakah Allah berkata-kata guna bahasa Arab, adakah Allah bersuara guna microwave, dan sebagainya. Mengkaji zat Allah Ini yang dilarang.   


Tujuan Allah SWT menyamakan diriNya dengan makhluq, bukannya supaya manusia boleh buat gambaran atau bayangan terhadap sifat dan zat Allah SWT, tetapi agar manusia boleh membuat usul dan proposition yang manasabah untuk ditasrifkan ke dalam ayat-ayat mutasyabihat.

 Dengan memahami konsep dan kahendak ayat-ayat "mutasyabihat" dan "ma-tasyabaha-minhu" manusia akan dapat membuat beratus juta usul dan proposition, hampir-hampir infiniti! Tetapi sekiranya kita tidak faham dan masih berpegang kepada konsep lama, maka kita tidak akan dapat mengeluarkan apa-apa ilmu dari Al-Quran melainkan hanya apa yang nampak secara kasar sahaja.


Ulang Banyak Kali


Sila baca dan perhati baik-baik

Allah SWT tidak melarang manusia mengkaji ayat-ayat mutasyabihat dengan memasukkan, menukar-gantikan pelbagai usul tentang zat dan sifat Allah SWT yang dia samakan dengan sifat makhluqNya. Manusia bebas membuat apa saja usul samada "kalam Allah" itu mempunyai huruf dan perkataan, menggunakan gelombang elektromagnetik, dan sebagainya.

Tetapi jangan berittikad Allah SWT itu ada kalam, ada huruf dan perkataan, ada suara; tidak boleh sama sekali. Kita hanya dibenarkan untuk membuat usul dan ditasrif ke dalam ayat-ayat yang sedang dikaji, ayat-ayat mutasyabihat.

Jangan sekali-kali "memuhkamatkan", jangan sekali-kali berittikad bahwa Allah SWT itu bersifat seperti makhlukNya. Cuba hafal ayat 42:11 dan 6:103, dan bacalah dalam solat. Ini tersangatlah penting untuk membetulkan akidah umat Islam, dan mengelakkan kita semua dari berpecah belah. Ini tersangatlah penting sebab apabila kita mengkaji ayat-ayat mutasyabihat kita akan membuat bermacam-macam usul termasuklah menyamakan sifat dan zat Allah dengan sekali macam makhlukNya. Kita hanya dibenarkan untuk membuat usul, bukanya untuk berittikad. 

Apabila kita membuat pelbagai usul tentang zat dan sifat Allah maka kita mestilah sentiasa berzikir, sentiasa ingatkan kepada ayat 42:11 "Allah tidak sama dengan apa-apa sesuatu" dan 6:103 "tidak ada makhluk yang mampu membuat apa-apa gambaran terhadap zat dan sifat Allah".  Kita hanya guna "tangan Allah", "Nur Allah", "Wajah Allah", "kalam Allah" dan sebagainya hanyalah untuk membuat usul untuk ditasrifkan ke dalam ayat-ayat mutasyabihat (ayat-ayat yang sedang dikaji) bukannya untuk membuat ittikad bahawa Allah ada tangan, ada wajah, ada kalam, ada cahaya, dan sebagainya.


 "Tadabbur" adalah istilah ICT (komputer) = "ontologi" 

Lihat dan kajilah ayat ke-24 pada surah Muhammad (47:24). Perkataan "tadabbur" adalah berasal dari perkataan-akar (root word) "dabara/yadburu" yang bermakna "mengikut dari belakang secara berdekatan atau berturutan" (to succeed or follow from behind). Orang Melayu menggunakan perkataan "dubur" untuk merujuk kepada "bahagian belakang". Perkataan ini diulang sebanyak 44x dalam Al-Quran.




Mari kita fokus kepada perkataan "tadabbara/yatadabbaru" dari kahendak bahasa Arab, ianya adalah dari wazan ke-5 "tafa'ala/yatafa'alu" ianya bererti "menyuruh diri sendiri memikirkan semula kesan perturutan dari keseluruhan membaca 6,666 ayat Al-Quran" (to reflect on the result after seeing or going thru 6,666 verses of Al-Quran), Sila rujuk kamus "Arabic-English Dictionary for Advanced Learners ms 194", (J.G. Hava, 2001) dan "Arabic-English Lexicon, Edward William Lane ms 844-846, vol. 3".

Kita ambil contoh perkataan lain yang agak mudah, misalnya "'alima/ya'lamu" yang bermakna "mengetahui" (to know), apabila ditukar dari wazan-1 ke wazan-2 "'allama/yu'allimu" membawa makna "menyuruh orang (lain) menjadi tahu" maksudnya "mengajar" (to teach), dan wazan ke-5 ialah "ta'allama/yata'allamu" yang bermakna "menyuruh diri sendiri menjadi tahu" maksudnya "belajar" (to learn).


Lagi Contoh

Lagi contoh; misalnya perkataan "hakama/yahkumu" bermakna "menghukum" apabila ditukar kepada wazan-5 "tahakkama/yatahakkamu" bermakna "menyuruh diri sendiri menghukum" maksudnya "bertindak sesuka hati, diktator". Perhatikan bahawa bahasa Arab adalah sistematik, ianya mengandungi makna-makna yang "tersembunyi" yang hanya akan difahami oleh orang yang arif dalam kaedah bahasa Arab.

Untuk rengkaskan cerita, dengan wazan ke-5, dengan fi'il mudorik, jamak (plural), dan domir ghaib (orang ke-3), ianya membawa makna Allah SWT menyuruh setiap pada diri para alim ulama sentiasa berbincang dan bermuzakarah untuk membina dan mengemaskini ontologi Al-Quran. Oleh yang demikian sebelum hukum hudud dijalan (ke atas orang awam), maka para ulama terlebih dahulu wajib membina ontologi Al-Quran secara menyeluruh dan bersepadu.



 Membina "ontology Al-Quran"

Lihat perkataan "tadabbara/yatadabbaru" membawa makna "menyuruh diri sendiri melakukan pengekoran atau perturutan kepada keseluruhan 6,666 ayat-ayat Al-Quran". Sekiranya kita faham konsep semantik web, maka kita akan faham bahwa makna dan kahendak perkataan "yatadabbaru" dalam ayat 47:24 ini ialah supaya membina membina "ontologi", membina "perekoran". Yang disuruh dalam ayat 47:24 ini ialah membina ontologi Al-Quran, membina "perekoran ayat-ayat Al-Quran", bukannya ambil sepotong ayat Quran kemudian duduk termenung dan berfikir (menunggu ilham turun dari langit)!

Ayat ini menyuruh para alim ulama mengkaji apa yang sudah ada di depan mata mereka, baca dan selidiki dengan mendalam keseluruhan 6,666 ayat Al-Quran. Macam kita mengkaji bandar Kuala Lumpur atau Jakarta atau New York, kita lalui segela ceruk dan jalan, segala lorong-lorong, segala tempat menarik, mercu tanda dan sebagainya, bukannya hanya masuk dalam KLCC dan termenung melihat air pancut!


Dalam ayat Al-An'am 6:115 Allah SWT menjanjikan bahawa Al-Quran itu sudah lengkap dan sempurna. Sekiranya Al-Quran itu tidak lengkap dan sempurna bagaimana mungkin kita membina "ontology". Maka apabila ayat 47:24 diqurankan dengan ayat 6:115 maka terhasilah ilmu baru iaitu "ilmu tadabbur", ilmu ontologi. Ayat ini berkahendakkan alim ulama supaya membuat kajian ke atas ayat-ayat yang sudah dibelakangi, yang sudah dijejaki, yang sudah dibaca, yang sudah dijelajahi, yang sudah dilalui, yang sudah ditempohi. Oleh kerana Al-Quran itu sudah lengkap dan sempurna, maka ontologinya juga seharusnya lengkap dan sempurna.  

Cuba kaji dan perhatikan lagi kepada ayat 47:24 ini, kenapa "yatadabbaruun" itu dalam bentuk  jamak (plural), dan fi'il mudorik (sedang berlaku, present and future tense). Tidakkah ianya membawa makna bahwa ontologi Al-Quran harus dibina secara menyeluruh, secara bersepadu (merangkumi pelbagai bidang ilmu), secara berpasukan dan bukannya secara persaorangan? Tidakkah bentuk "fi'il mudorik" itu pula membawa makna ontologi yang dibina haruslah sentiasa dikaji, sentiasa kemaskini! 

Tidakkah kahendak ayat 47:24 ini selari dengan konsep tasrif (rekersif) antara ayat-ayat Muhkamat dan ayat-ayat mutasyabihat, selari dengan kahendak ayat Ali-Imran 3:7? Tidakkah apabila terbina ontologi akan memudahkan memilih ayat-ayat yang hendak dikaji, yang hendak dibuat usul?

  

Betulkan Persepsi

Saya berharap para pembaca dan pengkaji Al-Quran akan dapat membetulkan minda dan persepsi terhadap maksud dan kahendak "ma-tasyabaha-minhu" agar selari dengan kahendak Al-Quran. Sekiranya perkara yang agak mudah ini boleh menimbulkan pelbagai kekeliruan, perbalahan dan permusuhan maka bagaimana mungkin umat Islam dapat memahami ilmu-ilmu yang lebih kompleks, rumit, dan mendalam yang terkandung dalam kitab Al-Quran.

Allah SWT menyamakan zatNya dengan sifat-sifat makhluqNya seperti "Kalam Allah", "Wajah Allah", "Tangan Allah", "Cahaya Allah", dan sebagainya bukannya untuk memberitahu sifat dan zat Allah SWT tetapi untuk "menjelaskan segala perkara, segala ilmu" kepada manusia dengan mudah dan jelas.



Cuba kaji ayat Al-Baqarah 2:1-2, Allah SWT mengatakan "Alif-Lam-Mim, itu adalah kitab yang tidak ada sebarang keraguan di dalamnya", kenapa Allah SWT tidak meneruskan saja kitab ini dengan tiga huruf sahaja (Alif, Lam, dan Mim), misalnya "Alif-Lam-Mim Mim-Lam-Lam Mim-Mim-Mim-Lam ...." dan sebagainya?



Kenapa kitab Al-Quran dikatakan mubin (jelas)? cuba bayangkan sekiranya Allah SWT menurukan Al-Quran dalam bentuk digitial "01001100 11001000 10111100 ..." adakah ianya jelas? adakah manusia akan dapat menerimanya? 

Sudah tentu manusia pada zaman itu akan mengatakan Nabi Muhammad SAW orang gila. Sedangkan Al-Quran yang jelas (dalam bahasa Arab) pun boleh ramai yang menolakknya, inikan pula kalau diturunkan dalam bentuk digital?





Kesimpulan

1.   Metod Al-Quran bi Al-Quran (QbQ) adalah satu mukjizat besar pada abad ke-21 kepada seluruh umat Islam. Metod QbQ ini adalah prasarana ilmu Quranpedia yang lebih baik dari CERN dan fermilab untuk mengembalikan zaman kegemilangan Islam sebagai pusat ilmu dunia.

2.   Metod QbQ membuktikan kitab Al-Quran adalah lebih hebat dari super-super komputer, membuktikan Al-Quran adalah kitab yang sesuai dan relevan di sepanjang zaman dan tamadun.

3.   Metod QbQ yang ada pada hari ini, yang berasaskan super-super komputer, hanya baru 1% dari kehebatan dan kecanggihan sebenar metod QbQ yang dijelaskan dalam Al-Quran. Metod QbQ tidak akan menjadi obsolete, dan akan terus dikaji, terus difahami dan ditambah-baik sehinggalah sampai ke hari kiamat.

4.   Sains fizikal sudah sampai tahap maksima, sudah tidak mampu mengkaji fenomena sains yang semi-fizikal, beyond physic. Quranpedia akan menjadi makmal metafizik sains yang pertama di dunia, insyaallah.

5.   Untuk menjayakan QbQ, memerlukan kepada teori "ahsanal hadith", iaitu "speech act theory" (teori perlakuan percakapan) untuk menjana pelbagai usul untuk ditasrif ke dalam ayat-ayat mutasyabihat, dan juga membina "ontologi" atau "perekoran ayat-ayat Al-Quran" iaitu pelbagai konsep "knowledge domain".

6.   Para pengkaji Al-Quran mestilah memahami konsep dan kahendak ayat-ayat mutasyabihat dan "ma-tasyabaha-minhu". Ayat-ayat Mutasyabihat bukanlah ayat-ayat yang samar-samar, ianya adalah juga ayat-ayat yang jelas (mubin). Allah SWT tidak menjadikan kitab Al-Quran sebagai tempat "bermain" untuk menguji keimanan manusia; Al-Quran adalah sumber ilmu untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang.  

7.   Kepada semua pengkaji Al-Quran mestilah hafal dan faham ayat 42:11 "Allah SWT tidak serupa dengan apa jua makhlukNya" dan ayat 6:103 "tidak ada manusia yang mampu membuat apa-apa gambaran tentang zat dan sifat Allah SWT". Namun Allah SWT memberi kebebasan kepada manusia untuk membuat pelbagai usul TETAPI jangan sekali berittiqad Allah bersifat seperti makhlukNya. 

8.   Allah SWT sendiri yang mengatakan Al-Quran itu adalah makhluq, benda yang dijadikan (43:3). Allah SWT sendiri yang mengatakan Al-Quran itu bertempat dan memerlukan ruang (85:22), sedangkan Allah SWT wujud tanpa memerlukan tempat dan ruang. Allah SWT sendiri yang mengatakan Al-Quran itu perlu penjagaan (15:9) sedangkan Allah SWT maha berkuasa tidak memerlukan kepada makhluqNya. Jangan sekali-kali kita syirik kepada Allah SWT, jangan samakan Allah SWT dengan apa jua sesuatu.

9.   Tujuan Allah SWT samakan makhluk dengan zatNya (ma-tasyabaha-minhu) adalah untuk menjadikan Al-Quran mudah dan jelas (mubin), bukannya untuk memberitahu zat dan sifatNya. Jangan mengkaji sifat dan zat Allah SWT sebab ianya diluar batas dan kemampuan manusia.

10.  Untuk membina Quranpedia, umat Islam mestilah membina "tadabbur" (ontologi Al-Quran) seperti yang dituntut pada ayat 47:24 dan 6:115. Konsep "tadabbur" adalah konsep ICT.

11.  Untuk membina usul-usul para pengkaji Al-Quran mestilah membina teori "ahsanal hadith" atau "speech act teori" atau "teori perlakuan percakapan" seperti tindakan perlocutionary, tindakan locutionary, dan tindakan illocutionary.  



Wallahu a'lam.